Katajari.com – Kementerian Pertanian (Kementan) RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus menggencarkan Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik), sebagai salah satu solusi untuk mengatasi kelangkaan pupuk yang ramah lingkungan, sekaligus dapat memberikan nutrisi bagi unsur hara serta memperbaiki kesuburan tanah.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa salah satu cara untuk memperbaiki kesuburan tanah, adalah dengan mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan terus meningkatkan penggunaan pupuk organik yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil pertanian.
“Salah satu cara memperbaiki kesuburan tanah adalah mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik. Dengan demikian, produksi pertanian dapat ditingkatkan dan pencemaran lingkungan bisa ditekan,” ujar Syahrul.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menegaskan peluncuran Program Genta Organik sebagai salah satu solusi untuk mengatasi mahalnya harga pupuk di lapangan.
“Ke depan, Pemerintah memberikan porsi yang besar terhadap pertanian organik sekaligus memberikan keyakinan bahwa pertanian organik bisa menjadi solusi pembangunan pertanian berkelanjutan,” jelas Dedi.
Guna mempercepat penyebarluasan penggunaan pupuk organik, BPPSDMP Kementan melalui Pusat ya Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) merancang dukungan program dimaksud dan menyiapkan kegiatan Sekolah Lapang (SL) Pertanian Organik pada 1.020 titik yang tersebar di 33 provinsi.
Terkait hal tersebut, selaku Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah BPPSDMP Kementan, Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) Banjarbaru bergerak melakukan pengawalan dan pendampingan kegiatan SL Genta Organik di Kalimantan Tengah (Kalteng), salah satunya di Pangkoh, Pulang Pisau, Kalteng.
Kegiatan pengawalan dan pendampingan SL Genta Organik ini diawali dengan sosialisasi dan rembug tani yang dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pangkoh, Selasa (21/3) lalu.
Salah satu tim pendamping dari SMK-PPN Banjarbaru, Fibrian menyampaikan bahwa kegiatan SL genta organik ini dilatarbelakangi kondisi krisis pangan global karena kelangkaan bahan pangan dan kondisi alam yang tidak menentu. Sehingga pemerintah melalui Kementan melakukan upaya untuk tetap meningkatkan produktivitas pertanian.
“Pada saat yang sama juga terjadi kondisi pupuk kimia mahal dan langka karena dampak dari stabilitas internasional yang mempengaruhi bahan baku membuat pupuk kimia. Oleh karena itu diharapkan melalui kegiatan SL Genta Organik ini, ke depannya masyarakat dapat membuat pupuk sendiri maupun pestisida dengan berbahan organik. Namun juga tanpa melarang penggunaan pupuk kimia asalkan secara proporsional dan seimbang.” jelasnya.
Untuk pelaksanaannya, kegiatan SL Genta Organik direncanakan akan dilaksanakan beberapa waktu ke depan dengan materi praktik pembuatan pupuk organik. Kemudian akan dilanjutkan dengan agenda Farmer Field Day (FFD) yang tentunya diharapkan bisa menjadi percontohan bagi petani di wilayah pulang pisau dalam menerapkan genta organik di kelompok masing-masing. (Tim Ekspos SMK PP Negeri Banjarbaru/Kjc)