Dukungan Lembaga Keuangan, Bangun Ekosistem Pertanian Petani Muda di Tanah Bumbu

Millenial Agriculture Forum (MAF) edisi Tani Akur dengan tema "Dukungan Lembaga Keuangan Dalam Ekosistem Pertanian." (Foto: Tim Ekspos SMK PP Negeri Banjarbaru/katajari.com)

Katajari.com Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus mendorong proses regenerasi petani dan mendorong pengembangan usaha pertanian melalui akses permodalan khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Melalui program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang disupport oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD), sebuah lembaga pembiayaan internasional dibidang pertanian, Kementan terus meningkatkan minat generasi muda untuk berwirausaha dibidang pertanian.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengingatkan pentingnya akses permodalan bagi para pelaku bisnis pertanian.

“Permodalan menjadi faktor penting dalam kegiatan usaha para petani milenial. Penting sebagai upaya mereka dalam mengembangkan skala usaha mereka,untuk itu akses permodalan, khususnya KUR harus terus diupayakan,” jelas Dedi.

Kementan terus memasifkan informasi mengenai akses KUR bagi petani milenial, yang kali ini di lakukan oleh unit pelaksana teknisnya SMK-PP Negeri Banjarbaru selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) program YESS Kalimantan Selatan.

SMK-PP Negeri Banjarbaru kali ini mengadakan Millenial Agriculture Forum (MAF) edisi Tani Akur dengan tema “Dukungan Lembaga Keuangan Dalam Ekosistem Pertanian.”

MAF disiarkan langsung secara daring dari P4S Kusan Farm, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, Rabu (03/04/2024).

Project Manager (PM) PPIU Kalimantan Selatan, Angga Tri Aditia Permana mengungkapkan kegiatan ini sebagai bisnis matching dan bisnis pitching antara pelaku usaha, serta memberikan pengembangan usaha.

“Harapannya ini sebagai sarana bisnis matching atau bisnis pitching antara pelaku usaha, dalam hal ini ada itik, dan pengolahan hasil, dan memberikan manfaat dan kemitraan. Selain itu MAF juga sebagai literasi keuangan dan juga sharing knowledge,” ujarnya.

Dilanjutkan Erfan Noor dari MBM BRI Cabang Batulicin, menjelaskan terkait akses KUR bagi petani. Ia menjelaskan bahwa Jadi KUR ini merupakan program pemerintah, KUR ini intinya adalah kepercayaan.

Di momen ini Erfan Noor menyampaikan terkait KUR yang ada di BRI Cabang Batulicin, yaitu dengan nama Brilian untuk UMKM Indonesia (Kurbri).

Ia menjelaskan bahwa di setiap cabang kuota KUR berbeda-beda. Adapun KUR yang tersedia diantaranya KUR Super Mikro, KUR Mikro, dan KUR Kecil.

Ditambahkan oleh Ahmad Shodikin sebagai Ketua P4S Kusan Farm Kecamatan Kusan Tengah.

Ia menyampaikan P4S nya yang ada di pedesaan ini akan terus mengakses ilmu dan teknologi yang lebih canggih (smart farming), dan kemudian diterapkan di tempatnya.

Petani muda sukses ini juga menyampaikan bahwa adanya IKN di Kalimantan Timur, ini menjadi peluang bagi petani Tanah Bumbu.

Ia juga mengajak petani untuk memngembangkan usaha terkait adanya IKN, salah satunya melalui akses KUR.

MAF disiarkan langsung secara daring dari P4S Kusan Farm, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, Rabu (03/04/2024). (Foto: Tim Ekspos SMK PP Negeri Banjarbaru/katajari.com)

Pemateri ketiga yaitu Rizal Masri seorang offtaker telur bebek dan ayam kampung dari Kecamatan Kusan Tengah mengajak pemuda yang baru lulus jangan bingung, padahal kesempatan mendapatkan penghasilan itu di depan mata, salah satunya melalui pertanian dan peternakan.

Ia menjelaskan bahwa sebagai offtaker juga sebagai mentor dalam membangun usaha, terkhusus di usahanya yaitu ayam kampung dan telur.

Ia mengatakan, di tempatnya Rizal Masri mementoring dari hulu sampai hilir. Ia menjelaskan bahwa kebutuhan ayam kampung di Tanah Bumbu belum tercukupi, sehingga ia mengajak pemuda untuk beternak ayam kampung.

Terakhir ditutup materi dari Joko Nugroho Local Champion Kecamatan Sungai Loban yang mengawali usaha sambilan sejak 2018.

Namun perkenalan dengan Program YESS melalui fasilitator, dan terus mengikuti pelatihan yang dilakukan, memotivasinya untuk mengembangkan usaha di bidang pengolahan hasil.

Sebagai pemilik keripik sari Mulya, awal mengembangkan usaha kripik ini masih kesulitan bahan baku, bahkan mengambil bahan baku dari luar Tanah Bumbu.

Hal ini mencetuskan ia untuk membuat kluster pisang, akhirnya di 2023 ia mendirikan kluster pisang dan sebagai ketua.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan), Idha Widi Arsanti menyampaikan, kita terus bersemangat petani milenial kita untuk terus mandiri, maju dan kemudian bisa memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia.

“Melalui Maf Tani Akur ini kita berharap terjadi bisnis matching dan bisnis pitching di BPP dan P4S,” katanya.

Sehingga kemudian harapannya terjadi kontrak kerjasama, akses layanan perbankan dapat dilakukan.

“Sebab untuk mengembangkan usahanya petani milenial ini harus bisa akses permodalan,” tambah Santi. (Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru/kjc)

Tinggalkan Balasan