Katajari.com – Pasangan Wali Kota Banjarbaru HM Aditya Mufti Ariffin dan Wakil Wartono di masa kepemimpinan lebih banyak mereka menitikberatkan program pada pembangunan infrastruktur, selain kesehatan dan pendidikan.
Kepala daerah yang mengusung jargon Banjarbaru JUARA (Maju Agamis Sejahtera) ini terus membangun dan membenahi infrastruktur, di antaranya sarana publik, tempat pelayanan dan kebutuhan untuk mitigasi bencana.
Berbagai upaya Pemerintah Kota Banjarbaru dilakukan untuk pemerataan pembangunan. Seperti jalan, di Peramuan Ujung telah dilakukan pengerasan menggunakan batu split.
Walau belum banyak penduduk di sana, Jalan Peramuan Ujung dinilai memiliki akses penting oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Karena, jalan ini terhubung dengan Jalan Trikora dan Jalan A Yani menuju jurusan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut.
Proyek prestisius lainnya cukup fenomenal adalah pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) ) yang menjadi ikon Kota Banjarbaru, dan dapat disaksikan langsung masyarakat bila melintas Jalan A Yani Km34 diresmikan 5 Januari 2023 dengan nama JPO Banjarbaru 2.
JPO ini menjadi jembatan penyeberangan orang pertama yang ada di Kota Banjarbaru.
Dalam peresmian itu, Aditya menyampaikan rasa terimakasih kepada semua yang terlibat dalam pembangunan jembatan penyeberangan orang ini.
“Dengan Kota Banjarbaru yang sekarang menjadi Ibu Kota Provinsi, tentunya kita harus dapat terus memgembangkan pembangunan sarana prasarana kota,” ucapnya.
Dirinya juga mengharapkan jembatan penyeberangan ini bisa bermanfaat dan juga berguna untuk masyarakat Kota Banjarbaru, yang mobilitasnya semakin tinggi, terutama untuk para siswa siswi yang sekolahnya dekat dengan jembatan penyebrangan ini.
“Saya harapkan tentunya dapat memberikan kenyaman dan keamanan untuk anak anak kita, serta juga untuk seluruh pejalan kaki,” imbuhnya.
Pembangunan yang berlangsung saat ini, akses baru menuju Bandara Internasional Syamsudin Noor di Kelurahan Guntung Payung.
Disebutkan Wali Kota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin, akses jalan baru menuju Bandara dapat memudahkan masyarakat serta berpotensi meningkatkan perekonomian daerah tersebut.
“Akses mudah dijangkau, memudahkan masyarakat yang hendak ke Bandara serta yang pasti perekonomian daerah yang dilalui meningkat,” sebutnya.
Di bawah Kepemimpinan Aditya – Wartono juga merancang antisipasi bencana banjir. Seperti pemeliharaan drainase dan sungai yang dilakukan secara masif, kerja bakti di lingkungan warga juga terus dilaksanakan.
Termasuk pembangunan embung di Kecamatan Cempaka. Salah satu wilayah yang bisa dikatakan menjadi langganan banjir tiap tahunnya.
Dengan luas embung 3.5 hektar itu, pembangunan dilakukan pada tahun 2023 oleh Dinas PUPR Kota Banjarbaru. Hal itu menjadi solusi utama untuk penanganan mitigasi banjir di wilayah Kecamatan Cempaka yang menjadi kawasan perumahan.
Program Banjarbaru Terang juga terus digalakkan. Pelaksanaan itu menginginkan jalanan di Ibu Kota Provinsi menjadi terang dan nyaman.
Tahun 2023, Pemko melakukan pemasangan PJU di 1.138 titik di berbagai wilayah di Banjarbaru. Dari ribuan titik, pemasangan difokuskan di wilayah Jalan Trikora dan Jalan Lingkar Utara yang minim penerangan.
Melalui Disperkim Banjarbaru, juga melakukan penambahan JPU di Jalan A Yani yang berstatus Jalan Nasional. Titik penambahan dapat dilihat di Km 33 atau Mako Brimobda Polda Kalsel.
Untuk menjadikan Kota Ramah Anak, di tahun 2023 Pemko Banjarbaru menyelesaikan pembangunan 18 taman. Hingga ditotal, saat ini sudah ada 113 taman yang tersebar di Kota Idaman.
Tak lupa trotoar akses pejalan kaki dan disabilitas juga terus dibangun. Bahkan hingga monumen Tugu Titik Nol Kilometer yang kini sudah jadi landmark Banjarbaru, juga sudah menghias Ibu Kota.
Berdiri di atas tanah seluas 327 meter persegi, Tugu Titik Nol Kilometer Kota Banjarbaru terdapat ornamen yang menggambarkan perjalanan Banjarbaru. Serta replika daun Bangkal, pintu lorong waktu menggambarkan Sejarah perjalanan Banjarbaru.
“Tugu Titik Nol Kilometer ini tarikan dari Banjarbaru dan menjadi titik Sejarah Banjarbaru berdiri.,” ucap Aditya.
Aditya melanjutkan, Tugu Titik Nol Kilometer memiliki ornamen yang menggambarkan Sejarah Banjarbaru yang mana diharapkan menjadi pengingat untuk generasi muda di Kota Banjarbaru. Sebab, Banjarbaru tidak hanya sebagai tempat tinggal namun sejarah perjalanannya perlu diketahui.
“Tugu Titik Nol Kilometer ini juga merupakan bentuk terima kasih atas jasa pada pendiri, sehingga Banjarbaru bisa seperti sekarang ini. Kita juga berharap agar masyarakat menjaga dan merawat Tugu Titik Nol Kilometer ini,” ujarnya.
Di Tugu Titik Nol Kilometer ini terdapat sebuah plakat yang bertuliskan “Wabul Sawi” yang merupakan akronim dari Wani Baidabul yakni “Sanggup Menggawi”. Tulisan tersebut istilah Banjar untuk digunakan karena memiliki makna khusus. (kjc)