PT Air Minum Intan Banjar Ikuti Rapat Bersama Pemko Banjarbaru

Pemko Banjarbaru rapat bersama PT Air Minum Intan Banjar, BPAM Banjarbakula, Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III, Dinas PUPR Kalimantan Selatan (Kalsel), Selasa (23/4/2024). (Foto: Media Center Banjarbaru/Katajari.com)

Katajari.comPT Air Minum Intan Banjar (Perseroda) mengikuti rapat bersama yang dilaksanakan Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru, guna mengatasi gangguan pasokan air bersih, Selasa (23/4/2024).

Rapat bersama ini melibatkan pula BPAM Banjarbakula, Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III, Dinas PUPR Kalimantan Selatan (Kalsel),

Diketahui gangguan pasokan air bersih disebabkan kebocoran pipa induk distribusi air baku milik BPAM Banjarbakula, yang berdampak PT Air Minum Intan Banjar (Perseroda) tidak bisa memproduksi air bersih secara maksimal.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Banjarbaru Said Abdullah meminta BPAM Banjarbakula untuk melakukan alternatif cara agar air baku dapat terdistribusi selama pengerjaan pipa berlangsung.

Said Abdullah mengatakan Pemko Banjarbaru bersama BPAM Banjarbakula, BWS Kalimantan III, Dinas PUPR Kalsel, dan PTAM Intan Banjar sepakat memutuskan tiga alternatif cara agar air tetap bisa berproduksi.

Pertama, dalam keadaan mendesak seperti saat ini, BPAM Banjarbakula dapat menggunakan air baku dari irigasi Riam Kanan dengan rekomendasi dari BWS Kalimantan III.

Kedua, pemanfaatan air baku irigasi dapat dilakukan dengan menggunakan pompa booster satu atau intek jaringan PT Air Minum Intan Banjar, (Perseroda) kemudian didistribusikan ke BPAM Banjarbarkula, lalu didistribusikan ke masyarakat.

Ketiga, diperbolehkan juga BPAM Banjarbakula untuk menggunakan booster satu dengan kapasitas 250 liter per detik untuk digunakan menyuplai air.

Pengambilan air di irigasi sudah mulai dilakukan, dari BPAM merencanakan perbaikan kembali selama tiga hari, karena perbaikan pertama minggu lalu masih rembes.

“Maka mereka meminta tiga hari lagi, kemudian menutup, nah hari ini saya sepakat agar mereka tidak menutup sebelum semua alternatif jalan,” jelas Said Abdullah.

Menurutnya, kesepakatan ini dilakukan bersama BWS Kalimantan III yang mempunyai kewenangan terkait air irigasi, serta punya alat untuk menyalurkan air baku tersebut.

“Permasalahannya irigasi ada airnya, tetapi izin pengambilannya menggunakan alat itu tidak ada, maka kita buat kesepakatan,” kata Sekda.

Tiga kesepakatan itu, sambungnya, harus jalan selama proses perbaikan pipa berlangsung. Jika pemanfaatan irigasi dan alat booster sudah jalan, baru BPAM Banjarbakula dapat menutup saluran untuk melakukan perbaikan.

“Ini adalah SOP jika terjadi kembali kebocoran, tidak lagi perlu memikirkan, langsung bergerak sesuai SOP menjalankan alternatif tadi. Jika penggunaan pompa dan irigasi sudah jalan silahkan ditutup,” ucapnya.

Sementara itu, Komisaris PT Air Minum Intan Banjar (Perseroda) Kanafi menyampaikan, sesuai aturan air irigasi diperuntukkan untuk pertanian bukan air minum.

Kendati demikian, katanya, dalam kondisi mendesak air irigasi dapat digunakan menggunakan saluran terdekat untuk penyediaan air baku.

“Saluran yang punya PT Air Minum Intan Banjar hanya 250 liter per detik, sedangkan kita kan antara 750 per detik, itu akan menyuplai dengan mesin pompa dari irigasi ke SPAM Banjarbakula,” tuturnya.

Kanafi menambahkan, dengan berjalannya cara alternatif dengan pemanfaatan air irigasi tersebut, diharapkan gangguan layanan air bersih masyarakat Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar dapat teratasi.

“Apakah nanti memakai satu pompa atau dua pompa untuk mencukupinya, yang pasti semuanya sudah sepakat untuk mulai menjalankan alternatif tersebut,” pungkasnya. (kjc)

Tinggalkan Balasan