Katajari.com – Banyak hikmah dapat dipetik dan dikutip pada tablik akbar bersama Ustaz Adi Hidayat (UAH), diadakan Yayasan Abdul Aziz Halaby di kawasan Kompek Sofia Residence 2 Kelurahan Loktabat Utara, Jumat (19/7/2024) malam.
Adapun susunan acara dimulai kalam Illahi dibawakan Ustaz Ahmad Baihaki, sambutan pengawas sekaligus pembina yayasan, Hj Erna Lisa Halaby (ELH).
“Tujuan penyelenggaraan acara ini mempererat tali silaturahmi, dan murni kegiatan keagamaan kami dari Yayasan Abdul Aziz Halaby untuk bersama sama memetik kajian ilmu agama dari Ustaz Adi Hidayat, tidak ada unsur politis,” cetus Lisa Halaby, yang juga mengucapkan terima kasih kepada semau pihak atas kelancaran dan kesuksesan acara.
UAH memulai tausiah dan kajian dengan menanyakan jemaah yang datang sejak sebelum ba’da Asar, ternyata banyak yang mengangkat tangan.
“Siapapun yang datang sebeum ba’da asar, mudahan pahalanya didapat sejak itu. Bahkan sejak niat datang ke majelis ilmu, amalnya itu sudah diperoleh,” katanya.
Ia pun menceritakan tentang seorang laki laki yang gugur dosa besarnya, membunuh dan sebagainya karena mendatangi majelis.
“Apa yang bisa menggugurkan dosa, selain berbakti dengan orangtua adalah mendatangi majelis ilmu,” ucapnya.
Seorang pemuda membunuh 100 orang, pemabuk, datang ke majelis ilmu dengan niat tobat. Belum sampai ke majelis, ternyata setiap langkahnya dicatat malaikat untuk menggugurkan dosa dan tetapkan pahala untuknya.
Bulan Muharam, kata UAH, adalah bulan muhasabah. Isi dengan doa, perbanyak istigfar, ikhlaskan untuk belajar.
“Setiap hidup pasti punya masalah, masalah itu untuk meningkatkan kualitas kehidupan kita. Ujian mengangkat kualitas hidup,” ungkapnya.
Cerita tentang ujian Nabi Zakaria dengan istri yang berusia lansia, disebut sebut menopause. Namun, khusuk salat dan dikabulkan doanya oleh Alah SWT. Akhirnya, Nabi Zakaria mempunyai anak namanya, Yahya.
Ada banyak lagi tausiah dan kajian diberikan UAH, di antaranya mengingatkan bekal ibadah yang dihisab nanti ada tiga terdiri, ilmu, kedudukan, dan tenaga.
Satu hal penting diucapkan UAH, yakni menjaga ulama karena semakin berkurang jumlah ulama di Indonesia maupun di Kalsel.
“Akan ada masa ilmu itu dicabut satu persatu. Ulama satu per satu meninggal. Makanya dijaga ulama. Apalagi ada tiba tiba jadi ustaz, gelarnya beda beda, makin aneh bawaannya,” paparnya.
Jangan diberi panggung atau tidak diberi tempat. Termasuk yang mengaku nabi. Tambah aneh itu kalau ada pengikutnya.
Jadi, ada ceramah tak perlu disimak, ada kitab tak perlu dibaca. Ada ilmu baru belajar belum paham sanad. Ini juga musibah karena ilmu yang tidak tuntas.
“Sering kali ustaz berbeda bukan karena beda pendapat tetapi beda pendapatan,” selorohnya.
Kegiatan ini ditutup UAH dengan cerita tentang serang kakek yang merawat musala, dan bersama sama berdoa untuk keberkahan semua jemaah maupun hadirin.
Kegiatan tablik akbar UAH diadakan Yayasan Abdul Aziz Halaby ini selain dihadiri para ulama juga hadir Kapolda Kalsel Irjen Pol Winarto, Kapolres Banjarbaru AKBP Dody Harza Kusumah, Ketua PDIP Banjarbaru Wartono dan istri, Ketua Partai Nasdem Banjarbaru Darmawan Jaya dan keluarga, juga Ketua Partai Demokrat Banjarbaru, Said Subari. (kjc)