Katajari.com – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengupayakan lahirnya petani-petani muda berkualitas di Indonesia.
Hal ini dilakukan karena Kementan menyadari bahwa generasi milenial merupakan modal utama dalam fenomena bonus demografi. Potensi generasi milenial yang dapat dimaksimalkan akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Kementan bersama International Fund for Agricultural Development (IFAD), menciptakan wirausaha milenial tangguh dan berkualitas melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS).
Program YESS bertujuan mencetak petani milenial dan meningkatkan kapasitas maupun kompetensinya serta mengembangkan kemampuan wirausaha bagi generasi milenial.
Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman dalam setiap kesempatan selalu menyampaikan bahwa pertanian merupakan salah satu sektor yang akan selalu menjadi andalan bagi perekonomian Indonesia.
Hal ini tentunya perlu dukungan dari SDM pertanian yang memiliki potensi besar yang berasal dari usia produktif.

Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Idha Widi Arsanti menegaskan bahwa menjelaskan program YESS menjadi salah satu barometer menciptakan petani milenial yang bisa memberdayakan sumber daya alam dengan kekuatan sumber daya manusia di dunia bisnis bagi pemuda tani di pedesaan.
“Diharapkan SMK PP Negeri Banjarbaru yang menjadi perpanjangan tangan Program YESS di Kalimantan Selatan dapat berkoordinasi dengan baik kepada pemerintah kabupaten penerima manfaat YESS, agar target target dari program YESS dapat tercapai dengan baik,” ujarnya.
SMK-PP Negeri Banjarbaru sebagai Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Kalimantan Selatan dalam Program YESS mengadakan Workshop Keberlanjutan Business Development Services Provider (BDSP) Program YESS, Kamis (13/03/2025).
Bertempat di Sky Convention, Kabupaten Banjar, kegiatan ini diikuti oleh 83 peserta dari kabupaten Banjar yang berasal dari PPIU Kalsel, Bappeda Litbang Kabupaten Banjar, Camat se Kabupaten Banjar, Dinas Pertanian, Financial Advisor, Mobilizer, Supporting Staff, Balai Veteriner Banjarbaru, dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP).
Mengawali acara, Manajer PPIU Kalsel, Angga Tri Aditia Permana menyampaikan bahwa BDSP dalam Program YESS perlu mempersiapkan exit strategi setelah Program YESS berakhir.
Serta harus bisa meningkatkan nilai tambah produk pertanian, terutama dengan melibatkan generasi muda—milenial dan Gen Z—untuk terjun dalam sektor pertanian yang lebih modern dan berkelanjutan.
Hadir di kesempatan ini, Project Manager Program YESS NPMU, Miko Harjanti memberikan sedikit arahan terkait perjalanan kita selama ini.
Tahun ini adalah misi terakhir dari Program YESS. Sektor pertanian tidak boleh dipandang sebagai sektor yang marjinal.
“Sebagai bagian dari perubahan ini, kita semua berusaha untuk mengangkat pertanian menjadi sektor utama, yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan perekonomian kita,” terang Miko.
“Kita telah bekerja keras untuk membangun sebuah fondasi yang kuat, yang bukan hanya bergantung pada teori, tetapi juga pada praktik dan pengalaman nyata yang kita bangun di lapangan,” pungkas Miko Harjanti.
Pemateri kali ini yaitu Abdi Dermawan, menyampaikan materi mengenai Arah Kebijakan dan Strategi Keberlanjutan Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan Kabupaten Banjar.
Di momen ini, Ia menyampaikan bahwa inii bagian dari upaya untuk membangun Kabupaten Banjar yang lebih maju, mandiri, dan berkeadilan, kami sangat mengapresiasi kemajuan sektor pertanian yang telah berhasil dicapai.
Berdasarkan data terkini, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan di Kabupaten Banjar tumbuh sebesar 5,64% pada tahun 2024, sebuah pencapaian yang sangat positif.
“Khususnya, sub-sektor tanaman pangan menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa, yakni 11,40%, yang tentu saja didorong oleh berbagai program intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian yang didukung oleh pemerintah daerah,” terang Abdi.
Lanjut dari materi dari Sri Retno Murwani, selaku Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Banjar, menyampaikan materi terkait Pengembangan Klaster dan Kelembagaan Usaha Formal dalam rangka mendukung keberlanjutan sektor pertanian di Kabupaten Banjar.
“Klaster Pertanian merupakan suatu bagian dari kawasan pertanian yang menunjukkan hubungan antar berbagai elemen dalam rantai nilai tertentu, seperti lokasi geografis, pemasok, faktor produksi, dan sumber-sumber inovasi,” ujarnya.
Pengembangan klaster pertanian ini memberikan banyak manfaat, di antaranya akses yang lebih besar terhadap pasar, akses yang lebih efektif terhadap dukungan keuangan, serta mengurangi biaya operasional.
“Dengan adanya klaster ini, petani dapat memperoleh prasarana dan sarana agro-input yang berkualitas, dan mendapatkan dukungan pendampingan dari berbagai pihak, baik dari lembaga pemerintah maupun swasta”, pungkas Sri Retno Murwani. (tim ekspos smk pp negeri banjarbaru/kjc)