Katajari.com – Egrang atau Bantungkau merupakan permainan rakyat yang sudah lama dikenal masyarkat Banjar, meskipun permainan ini tidak diketahui secara pasti darimana asalnya.
Baru-baru ini Museum Lambung Mangkurat menyelenggarakan kegiatan Lomba Egrang dalam rangka memeriahkan HUT ke -77 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Berbeda dengan lomba Egrang pada umumnya, Lomba Egrang kali ini dilaksanakan dengan sistem beregu dan terdiri dari tiga kategori lomba.
Diungkapkan Kabag TU Museum Lambung Mangkurat, Taufik Akbar, masing masing regu terdiri dari 3 orang. Lomba permainan rakyat ini diikuti oleh 35 grup egrang.
Kategori pertama adalah lomba sprint atau adu cepat mencapai garis finish.
Kategori kedua adalah halang rintang. Para peserta akan melalui sebuah lintasan lomba yang di dalam jalurnya sudah disediakan rintangan berupa balok-balok kayu.
Harus dilewati peserta tanpa diperbolehkan menyentuh atau menjatuhkan balok balok tersebut.
Pada kategori ketiga lomba dilakukan secara tim, karena berupa lomba egrang estafet.
Kekompakan tim dan kecepatan peserta menjadi poin penting dalam kategori ini.
Satu orang peserta akan menggunakan egrang hingga cek point yang telah ditentukan panitia, pada cek poin tersebut ia sudah ditunggu oleh rekan dari tim yang sama untuk melanjutkan egrang hingga garis finish.
“Kesabaran dan kepercayaan kepada rekan dalam tik menjadi sebuah nilai yang dapat diambil dari lomba egrang estafet,” ucapnya.
Dari keseluruhan kategori, peserta mengumpulkan poin berdasarkan urutan pemenang tiap-tiap kategori.
Pemenang pertama akan meraih 6 poin, pemenang kedua meraih 5 poin, pemenang ketiga meraih 4 point, pemenang keempat meraih 3 point, pemenang kelima meraih 2 poin, pemenang keenam meraih 1 point. Urutan ketujuh dan seterusnya tidak mendapatkan poin.
Tampil menjadi pemenang dalam lomba kali ini oleh Tim Pundut dari Kabupaten Banjar dengan raihan point 14 poin.
Pejabat Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, Hadeli, hadir dan sekaligus membuka Kegiatan Lomba permainan rakyat ke-2,
Melalui sambutannya menyampaikan bahwa lomba permainan tradisional seperti ini merupakan upaya untuk mengenalkan kembali khususnya kepada generasi muda bahwa Indonesia memiliki banyak sekali permainan yang mengasikkan dan menyenangkan serta kaya akan nilai nilai kearifan dan moral. (Museum Lambung Mangkurat)