Katajari.com – Cuaca panas seperti di negara Timur Tengah kerap jadi tantangan tersendiri saat umat islam menjalani ibadah puasa Ramadan. Pasalnya cuaca panas akan membuat tubuh cepat lemas karena berkurangnya cairan tubuh.
Menariknya kondisi ini ternyata pernah dialami Rasulullah, yaitu puasa saat cuaca panas atau saat terik matahari sedang sangat menyengat.
Mengutip NU Online, Senin (11/4/2022) untuk mengatasi ini Rasulullah kemudian menyegarkan diri dengan air, sebagaimana yang diceritakan dalam hadist riwayat Imam Ahmad bin Hanbal dan Abu Dawud.
Dari Abu Bakar bin Abdurrahman dari seorang sahabat Rasulullah. Ia berkata, “Aku melihat Nabi Muhammad SAW menuang air di atas kepalanya lantaran panas. Sementara beliau sedang berpuasa,”
Melalui hadist inilah lantas jadi alasan, seseorang yang berpuasa boleh mendapat keringanan saat cuaca panas, dengan menuangkan air di sebagian atau ke seluruh tubuhnya seperti mandi.
Tindakan ini dipastikan tidak akan mencederai nilai puasanya, dan tidak membatalkan puasa yang sedang dijalankan.
Tapi dengan tindakan ini secara efektif bisa mengurangi beban orang yang sedang berpuasa tapi kepanasan.
Meski begitu, perlu waspada juga mandi di siang hari saat puasa juga bisa membatalkan puasa, jika dengan sengaja memasukan air dalam jumlah banyak ke mulut, lalu tertelan.
Dalam Kitab I’anatut Thalibin, ulama menyimpulkan bahwa air yang secara tidak sengaja masuk ke dalam tubuh melalui telinga, mulut, hidung, dan lubang anus dari aktivitas yang tidak dianjurkan bisa membatalkan puasa.
Aktivitas yang tidak dianjurkan tersebut seperti, menyelam ke dalam air atau berenang saat puasa, dengan tujuan menyegarkan tubuh, karena ini adalah tindakan makruh.
Makruh yaitu hukumnya tidak berdosa jika melakukan, tapi akan dapat pahala jika ditinggalkan. (suara.com)