Katajari.com – PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) terus memperluas portofolio bisnis di segmen energi baru dan terbarukan (EBT). Lewat upaya ini, ADRO berniat mengerek pendapatan dari sektor non batubara.
Febriati Nadira, Head of Corporate Communication Adaro Energy Indonesia mengatakan, saat ini pendapatan Adaro dari sektor batubara masih sebesar 96%.
“Namun, ke depannya diharapkan pendapatan dari sektor non batubara akan terus meningkat,” katanya, Senin (14/11/2022).
Febrianti menyatakan, Adaro sangat mendukung transformasi menuju energi baru dan terbarukan. Sejak tahun 2018, Adaro membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sistem rooftop atau atap dengan kapasitas 130 kWp di Kelanis, Kalimantan Tengah. Pembangkit surya ini untuk melayani kebutuhan listrik di area tambang Adaro.
Setelah berhasil dalam pembangunan dan pengoperasian PLTS atap 130 kWp, Adaro melakukan pengembangan dengan menambahkan kapasitas 468 kWp PLTS dengan sistem terapung (floating).
PLTS terapung di Kelanis ini menjadi PLTS terapung terbesar di Indonesia untuk saat ini.
“Estimasi produksi listrik sekitar 618.000 kWh per tahun atau setara dengan pengurangan Emisi CO2 515 ton per tahun,” terang dia.
Febrianti menyatakan, Adaro terus menjajaki pengembangan proyek energi baru terbarukan di grup Adaro.
“Selain itu kami juga aktif berpartisipasi dalam tender EBT PT PLN dan tentunya menjalankan green initiative jangka panjang lewat pembangunan smelter aluminium di kawasan industri hijau Kalimantan Utara,” tandas dia. (Kontan.co.id)