Katajari.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), dalam berbagai kesempatan terus mendorong pelaku usaha dan petani untuk meningkatkan produktivitas dan skala usahanya.
Berbagai upaya pun dilakukan salah satunya mendekatkan dan membuka akses permodalan melalui perbankan. Saat ini Kredit Usaha Rakyat (KUR) dapat menjadi salah satu solusi bagi petani serta pengusaha pertanian di Indonesia tak terkecuali milenial.
“Jika menengok serapan KUR pertanian tahun 2021, maka track record-nya terbilang cukup baik,” tegas Mentan.
Dari target sebanyak 70 triliun rupiah, ternyata yang terserap mencapai 85,6 triliun rupiah atau 122%. Mentan berharap, KUR yang ada dapat mendongkrak kinerja pertanian, khususnya di tahun anggaran 2022, seiring dengan upaya penguatan produksi pangan, nilai tambah, dan daya saing produk pertanian tersebut.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa beberapa tahun terakhir dunia sedang mengalami krisis pangan yang harus diantisipasi cepat salah satunya dengan memperkuat ketahanan pangan.
“Tiga tahun terakhir ini kita sudah dibantai oleh pandemi COVID 19 yang telah meluluhlantahkan semua sendi kehidupan, belum lagi ancaman climate change dan perang ukraina rusia yang berdampak pada produksi dan produktivitas pertanian dan berujung pada ancaman krisis pangan,” urai Dedi.
Dedi menandaskan bahwa sesungguhnya Tani Akur adalah program pembangunan wirausaha muda pertanian, “Saya yakin seyakinnya bahwa program TaniAkur ini dapat menjawab tantangan pembangunan pertanian kita. Ingat keberlanjutan pertanian kita tergantung regenerasi petani kita. Disaat yang sama pembangunan pertanian kita juga tergantung dengan kesuksesan program agribisnis pertanian,” tegasnya.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus dimemasifkan informasi terkait Kredit Usaha Rakyat berupa Program Tani Akur yang merupakan Program dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Program Tani Akur sendiri salah satunya dilaksanakan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Kementan.
Melalui program strategi TANI AKUR, Kementan menjadikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai salah satu sumber pembiayaan yang dapat mempermudah akses Petani Milenial terhadap pembiayaan dari perbankan penyalur KUR dan akan berdampak pada meningkatnya produktivitas sektor pertanian nasional.
Salah satu pengusaha pertanian milenial yang telah mengembangkan usahanya melalui KUR adalah Muhammad Husni Thamrin.
Ia menjelaskan tentang awal mula pengembangan usaha melalui KUR yang diberikan oleh Kementan, khususnya dalam pengembangan usaha dalam sektor peternakan sapi.
“Pertanian dan peternakan di Kalimantan Selatan akan sangat menjanjikan dan menguntungkan. Sebab, ke depannya Ibu Kota Negara akan pindah ke Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan sebagai Provinsi tetangga harus mampu mencukupi dan sebagai penyangga kebutuhan pangan bagi IKN baru ini,” terang Husni.
Maka oleh sebab itu Husni mengajak petani yang ada di Kalimantan Selatan untuk mengakses KUR ini untuk nantinya dapat mengembangkan usaha pertaniannya, yang nantinya Kalimantan Selatan bisa menyuplai kebutuhan pangan di IKN baru di Kalimantan Timur.
Selain M. Husni Thamrin yang menjadi narasumber dalam MAF Volume 3 Edisi 37 yang dilaksanakan di SMK-PPN Negeri Banjarbaru, Sabtu (1/10/2022), terdapat juga Buyung Yudi Gunawan dari dunia perbankan sebagai narasumber.
Buyung Yudi Gunawan selaku Branch Manager BSI Martapura, memberikan informasi terkait akses KUR bagi petani yang ada di BSI Martapura.
“Jangan takut untuk datang ke perbankan khususnya dalam mengakses KUR dengan limit bisa sampai Rp500 juta yang telah diprogramkan oleh Kementan ini. Kami mengajak seluruh petani agar dapat mengakses KUR ini, khususnya di BSI Martapura. Sebab tujuan dari KUR ini agar petani menjadi Tani yang Mandiri dan menjadi Tani yang Sejahtera,” ujar Buyung. (Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru)