Gus Muha Ngisi Tausiah Retorika Dakwah di UIN Antasari Banjarmasin

Ustadz H Muhari, S.Ag, M.I.Kom alias Gus Muha, tausiah di hadapan mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Sabtu (15/10/2022). (Foto: Kominfo Kabupaten Banjar)
Ustadz H Muhari, S.Ag, M.I.Kom alias Gus Muha, tausiah di hadapan mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Sabtu (15/10/2022). (Foto: Kominfo Kabupaten Banjar)

Katajari.com Retorika secara harfiyah artinya berpidato atau kepandaian berbicara (Public Speaking) menjadi materi yang disampaikan Ustadz H Muhari, S.Ag., M.I.Kom alias Gus Muha,di hadapan mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Sabtu (15/10/2022).

Ini disampaikan Gus Muha yang juga Kepala Bidang (Kabid) Informasi Komunikasi Publik (IKP) di Dinas Komunikasi Informasi Statistik dan Persandian (DKISP) Kabupaten Banjar, melalui workshop Penguatan Kompetensi Keagamaan Praktis Mahasiswa Fakultas Syariah, dengan materi Fikih Khutbah dan Keterampilan Retorika Dakwah, di Aula Lantai 3 Fakultas Syariah Banjarmasin.

Retorika harfiyah, terangnya, adalah sebuah teknik pembujuk-rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara, emosional atau argumen.

“Sementara, dakwah artinya ajakan atau seruan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran Islam,” katanya.

Lebih jauh dikatakan pimpinan Pondok Pesantren RMA Guntung Manggis Banjarbaru tersebut, retorika dakwah adalah keterampilan menyampaikan ajaran islam secara lisan untuk memberikan pemahaman yang benar kepada kaum muslim.

“Agar mereka dapat dengan mudah menerima seruan dakwah islam. Dengan kata lain, retorika dakwah dapat dimaknai sebagai pidato atau ceramah yang berisikan pesan,” jelasnya.

Dikatakannya, di zaman sekarang seorang mubaligh dituntut untuk mengemas pesan-pesan tabligh seindah dan semenarik mungkin.

Ini merupakan usaha dari seorang mubaligh dalam menyampaikan pesan dakwahnya dengan retorika dan juga ilmu pengetahuan yang memadai.

“Dengan begitu, dakwah akan mampu disampaikan dan dikemas dengan sangat baik sehingga dakwah akan efektif dan dapat diterima,” ujarnya.

Pesan dakwah yang disampaikan oleh mubaligh pun harus dikemas dengan sedemikian indah, ini merupakan aktivitas yang sering digunakan dalam berinteraksi dengan mad’u (jemaah).

“Oleh sebab itu, seni berbicara merupakan salah satu kapabilitas yang harus dimiliki para mubaligh dalam menyampaikan pesan,” ucapnya.

Gus Muha merinci unsur-yang diperlukan bagi juru dakwah, antara lain, materi dakwah dan audience. Sementara yang harus dipersiapkan oleh Da’i yakni,

1. Memiliki ilmu dan pengetahuan yang memadai.

2. Memahami kondisi orang-orang yang didakwahi/audience.

3. Dengan hikmah.

4. Memiliki akhlak yang baik dalam perkataan, perbuatan, dan penampilan.

5. Mau’idzah Hasanah, ceramah berisikan nasihat dan pengajaran yang baik, melalui kisah-kisah, kabar gembira dan peringatan (basyira wa nadzira), lemah-lembut, agar berdampak pada jemaah.

Dalam materinya Gus Muha juga sampaikan teori dan praktik khutbah Jumat, terkait syarat dan rukunnya.

Sementara pemateri lainnya, Ustadz Taufik Rahman mengetengahkan fikih penyelenggaran jenazah.

Tinggalkan Balasan