Katajari.com – Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan, Pimpinan Yayasan Al Fachriyah, Tangerang, Banten, sampaikan tausiah pada acara Gema Maulid 14 Malam 1445 Hijriyah di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Rabu (27/09/2023) malam.
Habib Jindan terlebih dulu mendoakan para tuan guru, para alim ulama, warga banua dan lebih khususnya lagi Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor atau Paman Birin.
“Mudah-mudahan beliau mendapat keberkahan oleh Allah subhanahu wa taala,” doanya.
Adapun tausiah pada maulid malam ke-12 ini disampaikan Habib Jindan adalah keutamaan Nabi Muhammad SAW yang begitu sabar dan agungnya akhlak.
“Malam yang begitu mulia bagi Rasulullah adalah malam Isra Mikraj,” cetusnya.
Sedangkan yang begitu mulia bagi ummat Nabi Muhammad adalah malam lahirnya Nabi Besar Muhammad SAW.
“Sebab malam di mana Nabi Muhammad lahir di situlah awal mula Allah menurunkan segala kebaikan bagi umat nabi Muhammad” ujarnya.
Habib Jindan juga mengisahkan bagaimana Rasullah ketika berdakwah, beribadah selalu diganggu oleh orang yang tak beriman.
Bahkan pada suatu hari Nabi ibadah salat, ketika Nabi Muhammad posisi sujud, orang kafir menuangkan jeroan unta yang busuk di atas kepala Nabi.
“Bahkan Nabi pernah patah gigi, jalanan ditaburi duri, di caci maki, di fitnah dan perlakuan keburukan lainnya,” kata Habib Jindan.
Lalu apa yang Nabi balas kepada mereka?
Nabi malah memohon ampun kepada Allah agar ummatnya dikasih hidayah, mengajarkan kepada kita tentang kasih sayang kepada semua makhluk.
Selain itu, Habib Jindan juga mengisahkan ketika Nabi mulai lahir hingga akhir hayatnya, orang-orang terkasihnya terlebih dahulu pulang kepada Allah.
“Ayahnya, ibunya, pamannya, hingga anak-anaknya dipanggil Allah terlebih dahulu,” ungkapnya.
Tapi, bukan raut kesedihan yang ditampakkan, akan tetapi tahu bahwa orang-orang terkasihnya menjadi orang disayang Allah SWT.
Bahkan ketika Nabi Muhammad sakaratul maut, ia berbisik kepada anaknya Fatimah bahwa ia akan wafat, maka menangislah sejadi- jadinya Fatimah.
Nabi kemudian berbisik kepada Fatimah bahwa tak lama setelah dirinya wafat, Fatimah juga akan wafat.
“Maka Fatimah tertawa terpingkal-pingkal saking senengnya, bahwa dirinya akan berjumpa dengan Nabi Muhammad di surga-Nya. Begitu hebatnya kecintaan Fatimah kepada ayahnya,” tambahnya lagi.
Untuk itu, Habib Jindan mengajak kepada semua masyarakat agar tidak hanya mengimani Nabi semata, tetapi juga mencintai dengan meneladani sikap dan sifat Rasul yang begitu agung.
Suasana Gedung Mahligai saat itu penuh dengan ribuan jamaah yang hadir. Tak hanya di dalam gedung, jamaah meluber hingga ke halaman kediaman Gubernur Kalsel H. Sahbirin Noor.
Ribuan jemaah berasal dari Pulau Sugara Batola, Anjir Muara Batola, Tunggul Irang Martapura, dan Kebun Bunga Banjarmasin.
Sebelumnya, pelaksanaan Gema Maulid di malam ke-12 diawali dengan pembacaan Maulid Habsy dari Grup Maulid Habsy Martapura, dlanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustadzah Hj. Raudah, S.Pd.
Paman Birin mengajak semua masyarakat untuk bersuka cita menyambut datanngnya bulan yang begitu mulia, yakni bulan lahirnya Baginda Nabi Besar Muhammad SAW 1445 Hijriah.
Paman Birin mengatakan, pelaksanaan Gema Maulid yang dilaksanakan selama 14 malam berturut-turut tidak lain selain bentuk kecintaannya kepada manusia paling sempurna di muka bumi, yaitu Nabiyullah Alaihissalam Nabi Muhammad SAW.
“Insya Allah, kalau sekarang kita laksanakan 14 malam, doakan ulun, mudahan tahun kena (nanti) kita bisa laksanakan full selama 30 malam,” ujarnya.
Dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat sudah hadir dalam acara tersebut dan memohon maaf bila dalam pelaksanaan ada kurang berkenan.
“Tentu yang kita harapkan dari acara ini adalah syafaat baginda Rasulullah fi yaumil mahsar, dan rahmat bagi dari Allah bagi Banua Kalimantan Selatan, Kalsel Babussalam” harapnya.
Dalam acara Gema Maulid juga hadir Habib Ali Abdullah Alayidrus, Guru Hasanuddin, Guru Supian dan beberapa kepala SKPD dan karyawan lingkup provinsi Kalimantan Selatan. (Adpim/kjc).