Katajari.com – Ketua Rabithah Alawiyah Pusat Habib Taufik bin Abdul Qadir Assegaf turut menghadiri haul ulama besar ahli hadits asal kota Martapura Kabupaten Banjar, All Allamah KH Muhammad Sya’rani Arif, Selasa (28/11/22023) malam.
Ulama asal Pasuruan Jawa Timur ini tidak hanya sekadar datang, namun turut memberikan siraman rohani, berceramah di hadapan para jemaah.
Kemudian, juga hadir penceramah lainnya, Habib Achmad Jamal bin Thoha Baagil asal Kota Batu Malang
Pelaksanaan haul yang berlangsung di kubah almarhum Desa Melayu Tengah, Kecamatan Martapura Timur tersebut, juga dihadiri Wakil Bupati Banjar Said Idrus Al habsyi, para habaib/ulama, tuan guru, jemaah haul dan undangan lainnya.
Kegiatan haul diawali dengan pembacaan Maulid Simtud Durar atau lebih dikenal dengan Maulid Habsyi, serta diakhiri pembacaan tahlil dan doa.
Dalam tausiahnya Ketua Rabithah Alawiyah Pusat Habib Taufik bin Abdul Qadir Assegaf menerangkan beberapa keutamaan KH Muhammad Sya’rani Arif yang patut menjadi contoh dan teladan agar diikuti murid dan pengikutnya.
Menurutnya seorang Abah Anang Sya’rani merupakan ulama yang Syeikhul Kamil.
KH Muhammad Sya’ rani Arif merupakan ulama yang kalau kita memandang dan mendengarkan tausiahnya, dapat membuat semakin bertambah semangat keimanan dan keislaman kita.
“Ibadah kita menjadi berkualitas, itulah tanda tanda ulama akhirat yang dengan contoh perbuatan dan amalnya menjadi teladan murid dalam mencontoh dan mengambil teladan dari gurunya,” ungkapnya.
Habib Taufik juga mengajak kepada setiap orang tua agar mencita citakan dan mendoakan anaknya menjadi anak yang saleh-salehah yang bermanfaat dunia dan akhirat. Ia mencontohkan tentang ayahnya ulama besar dunia islam imam Al Gazali.
”Lihat itu ayahnya imam Al Gazali yang mendoakan anaknya menjadi ulama besar dan dapat bermanfaat bagi dunia islam,” katanya.
Padahal ayahnya imam Al Gazali hanyalah orang biasa bukan merupakan seorang ulama, tetapi tetap menginginkan putera puteranya menjadi alim besar dan masyhur dengan keilmuan dan kitab kitabnya.
Sementara itu dalam pembacaan manaqib KH Muhammad Sya’rani Arif yang dibacakan oleh Ustadz Muhammad Qusairi Bezzi, bahwa Abah Anang Sya’rani sapaan akrab beliau merupakan salah satu ulama besar dari Ponpes Darussalam Martapura, dilahirkan pada tahun 1914 di Desa Melayu Tengah Martapura Timur .
Pada masa perkembangannya dididik dan diawasi langsung oleh pimpinan Ponpes Darussalam KH Kasyful Anwar dan bersama sepupu, KH Muhammad Syarwani Abdan dan murid murid lainnya diberangkatkannya ke Makkah Al Mukaromah untuk menuntut ilmu kepada ulama-ulama besar di sana pada tahun 1330 Hijriah.
Setelah selama 22 tahun bermukim, menimba ilmu dan menjadi pengajar di Masjidil Haram Makkah, beliau dan sepupu pulang ke kampung halaman Martapura tahun 1952.
Sekitar tahun 1959 ditunjuk secara langsung menjadi pimpinan Ponpes Darussalam periode ke 5 (1959-1969) menggantikan Tuan Guru KH Abdul Qadir Hasan.
Tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga penulis kitab-kitab yang masyhur, di antaranya Tanwirut Thullab (ilmu ushul hadits) dan Hiddayatuzzaman (kumpulan hadits tentang akhir zaman).
Sebelum wafat, KH Muhammad Sya’rani Arif berwasiat dan menunjuk KH Salim Ma’ruf sebagai pengganti menjadi pimpinan Ponpes Darussalam. Tanggal 14 Jummadil Awwal, KH Muhammad Sya’rani Arif berpulang ke rahmatullah. (kjc)