Katajari.com – Tingginya tingkat terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabuaten Banjar, membuat pihak pemerintah setempat merencanakan bakal menambah relawan penanggulangan karhutla.
Luasnya wilayah Kabupaten Banjar dan banyaknya jumlah titik panas, sedangkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar memiliki keterbatasan personil, maka nampaknya penambahan relawan menjadi kebutuhan mendesak.
Selain penambahan relawan juga direncanakan melakukan penambahan anggaran penanganan karhutla.
Hal ini diungkapkan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banjar Warsita ketika rapat koordinasi (rakoor) Penanggulangan karhutla di wilayah Kabupaten Banjar, di Mahligai Sultan Adam lantai I, Martapura, Kamis (5/10/2023) sore.
Ia mengungkapkan untuk status Kabupaten Banjar saat ini masih Siaga Darurat dan tidak ditingkatkan ke status Tanggap Darurat.
Pihaknya akan mengefektifkan posko yang sudah ada, sejak Juli hingga sekarang BPBD Kabupaten Banjar telah menyiapkan dana anggaran terkait penanganan karhutla termasuk pada anggaran perubahan.
”Untuk anggaran sebelumnya hanya 400 juta rupiah, saat ini ditingkatkan menjadi 1,4 miliar miliar sehingga total hampir 2 miliar rupiah hanya untuk personel termasuk makan dan minum,” jelasnya.
Seperti diketahui maka Kabupaten Banjar yang memiliki luas wilayah 4.668,00 Km2 dari 20 kecamatan meliputi 277 desa dan 13 kelurahan.
Warsita menyebut total personel gabungan 79 orang antara lain Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD 36 orang dan lintas sektor serta relawan 43 orang yang terbagi dalam 4 regu terjadwal 24 jam.
Mempunyai 1 posko induk dan 4 pos lapangan antara lain di Kecamatan Martapura Barat, Cintapuri Darussalam, Gambut dan Beruntung Baru.
Ditambahkan, rencananya BPBD Kabupaten Banjar akan membentuk satu posko baru atau menggeser posko induk ke Desa Cindai Alus, yang anggotanya terdiri beberapa stakeholder termasuk personel gabungan seperti TNI, Polri, Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Palang Merah Indonesia (PMI).
”Direncanakan Akan ada penambahan relawan nantinya, saat ini masih kita hitung melihat situasi di lapangan satu peralatan itu memerlukan berapa personel,” imbuhnya.
Selain penanganan karhutla, pihaknya juga membantu masyarakat dalam bencana kekeringan dengan menyuplai air bersih total 1.565.000 liter kepada 11 kecamatan di antaranya Kecamatan Astambul, Cintapuri Darussalam dan Karang Intan.
Rapat koordinasi penanggulangan karhutla di Kabupaten juga diikuti Bupati Banjar H Saidi Mansyur bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.
Bupati Banjar Saidi Mansyur mengatakan, banyak dampak akibat karhutla di antaranya di bidang kesehatan, sosial dan pendidikan.
Ia berharap melalui rapat koordinasi tersebut, penanganan karhutla dapat dilakukan secara maksimal meskipun sejauh ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar bersama tim gabungan sudah melakukan dengan baik.
”Maka dari itu fokus kita dari Ring 1 ini bukan hanya personal tetapi juga sarana dan prasarana atau sarpras, dapat dibantu pihak Dinas Pertanian dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, agar memfasilitasi penanganan,” ujarnya.
Rapat koordinasi juga menekankan aksi penanganan karhutla di Ring 1, yaitu secara permanen dan insidentil.
Terkait penanganan insidentil, Saidi meminta Polres Banjar agar memberikan sanksi kepada pelaku yang menyebabkan karhutla dalam unsur kesengajaan, sehingga pelaku dapat merasakan efek jera dari perbuatan tersebut. (kjc)