Kebiasaan Menopang Dagu Berdampak Buruk Pada Rahang

Kebiasaan menopang dagu ternyata berdampak buruk. (Foto: Islampos.com/Katajari.com)
Kebiasaan menopang dagu ternyata berdampak buruk. (Foto: Islampos.com/Katajari.com)

Katajari.com Kebiasaan menopang dagu ternyata menimbulkan dampak buruk bagi rahang maupun susunan gigi, sebagaimana dinyatakan drg Fidiyah Inayati Sp Ort dari Poliklinik Ortodonti RSD Idaman Kota Banjarbaru.

Dokter gigi spesialis ortodonti ini mengingatkan, kebiasaan menopang dagu harus dihentikan karena bisa merubah susunan gigi.

Seberapa sering menopang dagu? Sebagian notulen yang ditanya menjawab, kadang-kadang melakukannya dan ada juga sering melakukannya.

Menopang dagu dilakukan ketika melamun, ada pula saat fokus dalam melakukan pekerjaan.

Lalu, apa dampaknya bagi mereka? Notulen menyatakan nyeri pada leher, pegal di leher dan pergelangan tangan.

“Ketika kebiasaan menopang dagu dilakukan secara berulang ulang dan waktu lama akan menimbulkan efek atau dampak buruk. Misalnya rahang akan tidak sama di bagian kiri dan kanan,” cetus dokter Fidiyah.

Pengaruh lainnya yakni berpengaruh terhadap wajah, wajah menjadi tidak simetris, susunan letak gigi geligi tidak teratur karena pola rahang sudah berubah atau susunan gigi tidak beraturan.

“Efek panjangnya antara lain gigi akan susah dibersihkan, gusi menjadi rentan karies gigi dan gampang berdarah, menimbulkan bau mulut,” katanya.

Dampak lain, mengakibatkan efektivitas pengunyahan menjadi tidak optimal dan mempengaruhi pencernaan.

“Kebiasaan menopang dagu tersebut harus dihentikan. Tanamkan kepada pasien tentang dampak buruk dari menopang dagu,” pesan dia.

Ketika mengetahui maka pasien setiap kali akan melakukan kebiasaan, tentu pasien akan lebih memperhatikan diri dan mengontrol diri, sehingga lama kelamaan akan menghentikan kebiasaan menopang dagu tersebut.

“Pada anak anak tentu kesadaran belum bisa kita tanamkan maka peran  orang tua dan pengasuh menghentikan ini,” katanya.

Setiap kali anak melakukan kebiasaan menopang dagu maka peran orang tua atau pengasuh harus mengingatkan anak untuk tidak melakukan hal itu. (kjc)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *