Katajari.com – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus mendorong proses regenerasi petani dan mendorong pengembangan usaha pertanian melalui akses permodalan khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengatakan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara terkuat di dunia melalui pengelolaan pertanian. Karena itu, dia ingin insan pertanian bekerja keras dan memiliki integritas.
Melalui program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang disupport oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD), sebuah lembaga pembiayaan internasional dibidang pertanian, Kementan terus meningkatkan minat generasi muda untuk berwirausaha dibidang pertanian.
Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengingatkan pentingnya akses permodalan bagi para pelaku bisnis pertanian.
“Permodalan menjadi faktor penting dalam kegiatan usaha para petani milenial. Penting sebagai upaya mereka dalam mengembangkan skala usaha mereka,untuk itu akses permodalan, khususnya KUR harus terus diupayakan”, jelas Dedi.
Kementan terus memasifkan informasi mengenai akses KUR bagi petani milenial, yang kali ini di lakukan oleh unit pelaksana teknisnya SMK-PP Negeri Banjarbaru selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) program YESS Kalimantan Selatan.
Kali ini, SMK-PP Negeri Banjarbaru mengadakan Millenial Agriculture Forum (MAF) edisi Tani Akur dengan tema “Inovasi Sumber Permodalan Alternatif Untuk Petani Muda” secara luring daring zoom. Bertempat di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sungai Raya, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Provinsi Kalimantan Selatan, Rabu (10/07/2024).
MAF Rabuan ini dihadiri oleh 5 narasumber diawali narasumber pertama yaitu Fuad Zaki Yamani, Manager Regional Pengawasan & Monitoring PNM Mekar Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Ia memaparkan terkait pengembangan kapasitas usaha (PKU) yang ada di PT. PNM Mekar.
Narasumber kedua Olivia, dari account officer Pegadaian Cabang Barabai (Banua Lima). Ia menyampaikan terkait focus bisnis di pegadaian seperti gadai, emas, pembiayaan dan jasa lainnya.
Ia memaparkan juga kredit apa yang bisa dipakai oleh petani yang ingin mengembangkan usaha, seperti pembiayaan KUR, ultra mikro, kreasi reguler, dan kreasi fleksi.
Narasumber ketiga Hadi Saputra, selaku Koordinator BPP Sungai Raya. Sebagai BDSP Program YESS atau juga BPP. Tugas kami adalah bimbingan layanan bisnis adanya di tempat kami.
Jadi nantinya para adik-adik petani yang akan diikutkan dalam kegiatan pertanian di sinilah akan diajarkan dan ditingkatkan. Petani harus gigih, sadar dalam usahanya, dan mengakar ke jiwa.
Narasumber keempat yaitu Khairani, Offtaker Kecamatan Sungai Raya, yang bergerak dalam usaha budidaya cabai dan peternakan. Ia menyampaikan bekerja sebagai petani lumayan menguntungkan hasilnya.
Khairani yang juga penyuluh swadaya ini berpesan kepada petani milenial agar jangan takut bergelut di pertanian. Kalian yang penting harus berani memulai, jika ada rintangan dalam proses usaha silakan datang ke BPP, bertanya ke penyuluh.
Di kesempatan ini Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan), Idha Widi Arsanti memaparkan bahwa Yess di Kabupaten Hulu Sungai Selatan harus terus bergerak, karena Kabupaten baru dalam YESS, agar dapat manfaat dari YESS ini.
“Kita sangat berharap bahwa dalam waktu dekat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan bisa tercapai 10.000 calon ataupun penerima manfaat dalam Program YESS. Sehingga Program ini bisa nendang di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, sehingga memberikan manfaat lebih banyak pihak di Kabupaten Hulu Sungai Selatan,” ujar Kapusdik.
Ditambahkan Manager Program YESS PPIU Kalimantan Selatan, Angga Tri Aditia Permana, dalam closing speech menjelaskan bahwa Kementerian Pertanian mendorong petani di Indonesia yang awalnya pelaku usaha agrobisnis atau agriculture, sekarang menjadi pelaku agribisnis. (Tim Ekspos SMK PP Negeri Banjarbaru/kjc)