Katajari.com – Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan produktivitas padi nasional melalui program Indonesian Millenial for Modern Agriculture Corporation (IMMACo).
Program ini merupakan inisiatif strategis untuk memperluas lahan produktif dan mengintegrasikan sub sektor terkait, guna memperkuat ketahanan pangan Indonesia.
Menurut Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman situasi dunia dalam kondisi tidak menentu dengan sekitar 60 negara mengalami krisis pangan, kemudian 900 juta penduduk dunia terdampak krisis pangan tersebut.
“Jangan sampai krisis pangan ini singgah di republik yang kita cintai ini,” ujar Mentan.
Mendukung program di atas, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, melakukan kunjungan kerja ke Desa Danau Karya, Kecamatan Anjir Pasar, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Minggu (01/09/2024).
Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau program Indonesian Millennial for Modern Agriculture Corporation (IMMACo) di Kabupaten Barito Kuala, sebuah inisiatif dari Kementerian Pertanian yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan daya saing petani melalui pembentukan korporasi yang mengelola kegiatan pertanian berbasis bisnis.
Turut hadir dalam kegiatan ini adalah Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang.
Serta manajer dan anggota Usaha Penyedia Jasa Alsintan (UPJA) Karya Bersama, yang merupakan salah satu penerima manfaat dari program tersebut.
Kunjungan ini menekankan pentingnya pemberdayaan alsintan dalam mendukung kesejahteraan petani dan mengembangkan UPJA Karya Bersama menjadi lebih profesional dan mandiri.
Program IMMACO juga diharapkan mampu memberikan pendampingan yang diperlukan untuk kemajuan UPJA di Kabupaten Barito Kuala.
Idha Widi Arsanti, menegaskan bahwa Menteri Pertanian Amran Sulaiman terus mendorong korporasi petani untuk mendukung agribisnis. Salah satu dukungan tersebut adalah dengan memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), seperti pompa yang saat ini sedang digalakkan.
“Pompanisasi diharapkan dapat bermanfaat bagi petani untuk mengairi sawah, sehingga proses pertanaman dapat berjalan lancar. Harapannya, pompa ini dapat dioptimalkan oleh petani, tidak hanya di kecamatan ini, tetapi juga di wilayah lain yang membutuhkan,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa pemerintah tidak bisa selalu memberikan bantuan, sehingga penting bagi UPJA untuk memanfaatkan bantuan yang telah diberikan secara maksimal. UPJA diharapkan dapat membentuk korporasi dan menjadi lebih profesional, tidak hanya di tingkat kabupaten, tetapi juga mampu bersaing di tingkat provinsi.
Sementara itu Kepala Bidang PSP Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Barito Kuala, Handoko, menjelaskan bahwa UPJA merupakan program dari Direktorat Jenderal PSP untuk meningkatkan produksi pertanian melalui mekanisasi.
“UPJA Karya Bersama melayani kegiatan pra-tanam dan pasca-panen, dengan harapan mekanisasi dapat lebih optimal. Mereka juga telah mampu membeli mesin combine harvester dari hasil bisnisnya sendiri, menunjukkan bahwa UPJA ini sudah mencapai tingkat profesional,” kata Handoko.
Wahida Annisa Yusuf, Kepala BBPP Binuang, menyampaikan bahwa UPJA Karya Bersama direncanakan untuk menjadi posko jika mengikuti program IMMACO. UPJA ini memiliki rekam jejak yang baik, bahkan pernah dinobatkan sebagai UPJA terbaik se-Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2023.
Wahida juga berharap agar dinas terkait memberikan dukungan penuh dalam pengembangan UPJA Karya Bersama sehingga dapat menjadi UPJA yang profesional.
Ia menambahkan, jika bergabung dengan IMMACo, UPJA ini diharapkan menjadi perwakilan Kabupaten Barito Kuala yang profesional, terutama dengan dukungan alsintan yang sudah memadai.
Secara singkat Saiman, Manajer UPJA Karya Bersama, memaparkan sejarah berdirinya UPJA pada tahun 2017 yang berawal dari kelompok tani Gapoktan Rawa Makmur. Awalnya, UPJA dibentuk untuk mengelola bantuan alsintan dari pemerintah agar tidak rusak.
Ia juga mengungkapkan bahwa UPJA Karya Bersama telah mampu membangun gudang dan kantor sendiri.
“Kami berharap bahwa dengan bergabungnya UPJA dalam program IMMACO, fasilitas seperti penyediaan BBM dan dukungan investor dapat difasilitasi, sehingga UPJA bisa menjadi mandiri dan profesional,” tambahnya.
SMK-PP Negeri Banjarbaru sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Kementan selalu mendukung program darinya.
Sekolah kali ini ikut dalam kegiatan ini, dengan dihadiri oleh Kepala Sekolah Budi Santoso, didampingi Manajer PPIU Kalsel Angga Tri Aditia Putra. (Tim Ekspos SMK-PPN Banjarbaru/kjc)