Katajari.com – Kementerian Pertanian (Kementan) RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), terus berusaha meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pertanian.
Bersama Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Kementan melalui Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) Banjarbaru melakukan koordinasi, sosialisasi dan rembug tani dalam rangka pelaksanaan sekolah lapang (SL) Genta Organik, Kamis (09/02/2023).
Genta organik adalah suatu gerakan pertanian pro organik yang meliputi pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah sebagai solusi terhadap masalah pupuk mahal.
Gerakan ini mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah secara mandiri.
Bertempat di ruang pertemuan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Limpasu, Hulu Sungai Tengah (HST) Kalsel, kegiatan ini dihadiri oleh Kabid Penyuluhan Dinas TPH Provinsi Kalsel.
Juga, Kasi Penyuluhan Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Koordinator BPP Limpasu, Penyuluh Pertanian Lapangan se Kecamatan Limpasu, Pengawal dan Pendamping SL dari SMK-PPN Banjarbaru dan BBPP Binuang, serta petani yang berjumlah sebanyak 50 orang.
Hal tersebut sebagaimana arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo kepada para petani dan penyuluh untuk terus berusaha memperbaiki kesuburan tanah dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik.
Dengan demikian, kesehatan tanah meningkat dan produksi pertanian bisa ditingkatkan dan pencemaran lingkungan bisa ditekan.
“Jangan hanya pakai pupuk kimia, tetapi perbanyak penggunaan pupuk organik. Kimia masih mungkin dibutuhkan karena ini berskala ekonomi dan beberapa varietas membutuhkan, tetapi kita dahulukan dengan memberi tanah dengan nutrisi organik,” ucap Syahrul.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa yang dapat menyuburkan tanah bukan pupuk kimia melainkan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah.
“Pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah itu petani bisa buat sendiri asalkan ada kemauan. Artinya, untuk menyuburkan tanah tidak ada alasan, karena pupuk mahal kita hanya diam. Proses penyuburan tanah, peningkatan produktivitas, dan produksi harus terus kita lakukan,” ucap Dedi.
Kegiatan sekolah lapang genta organik ini rencana nya akan melalui beberapa tahapan yaitu Rembug Tani sebanyak satu kali, Pembelajaran Tematik sebanyak empat kali, dan Farmer Field Day (FFD) sebanyak satu kali.
Kegiatan ini akan melibatkan BPP Limpasu, PPL, dan Petani dari 9 desa yang ada di kecamatan Limpasu. Dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang dari 10 kelompok tani.
Salah satu pendamping sekolah lapang genta organik yang berasal dari SMK-PPN Banjarbaru, Fofa Arofi menerangkan, sekolah lapang genta organik merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam pembuatan, pemanfaatan dan pengaplikasian pupuk organik dalam budidaya.
Serta dibarengi dengan penerapan sistem pertanian ramah lingkungan seperti penggunaan pembenah tanah, pestisida nabati serta pemanfaatan biomasa secara optimal. (katajari.com)