Katajari.com – Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) terus meregenerasi petani serta melahirkan wirausaha milenial di sektor pertanian.
Bersama International Fund for Agricultural Development (IFAD), Kementan mencetak wirausaha milenial tangguh dan berkualitas melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang tersebar di empat provinsi di Indonesia.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa regenerasi petani menjadi salah satu fokus Kementan bagi keberlanjutan pembangunan pertanian.
Indonesia harus menjalankan pertanian efektif, efisien dan transparan melalui pengembangan pertanian maju, mandiri dan modern yang dimotori oleh petani milenial.
“Melalui sinergi dengan IFAD, Kementan berupaya meningkatkan regenerasi melalui pengembangan petani milenial sekaligus memastikan bahwa bertani itu keren,” kata Syahrul.
Terpisah, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menjelaskan dua kunci utama dalam pelaksanaan program YESS Kementan.
“Pertama program YESS hadir untuk meningkatkan kapasitas pemuda di pedesaan melalui pendidikan dan pelatihan untuk menjadi agen pembangunan pertanian,” kata Dedi.
Kedua, sasaran dari program YESS yakni pemuda/i harus memiliki jiwa kewirausahaan dari hulu sampai hilir.
Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PP N) Banjarbaru sebagai Provincial Project Implementation Unit (PPIU) untuk wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar kegiatan District Multi Stakeholder Forum (DMSF) Untuk Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
SMK-PPN Banjarbaru kembali melaksanakan koordinasi bersama Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) selaku District Implementation Team (DIT) dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) selaku Business Development Service Providers (BDSP).
Dilaksanakan di Aula SMK-PPN Banjarbaru ini digelar selama 3 hari sejak Senin (2/10/2023), dengan dihadiri oleh 48 orang yang terdiri dari perwakilan 4 orang DIT dan 11 BPP di HSS.
Hadir dan membuka kegiatan, Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso selaku Penanggung Jawab PPIU Kalsel, menjelaskan ini kegiatan untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi kegiatan Program YESS di tingkat daerah Provinsi Kalimantan Selatan dan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan penerima manfaat, khususnya di Kabupaten HSS.
“Program YESS lahir karena jumlah petani kita semakin menurun, dan yang ada sudah usia lanjut, apabila kekurangan petani nanti bisa memicu harga pangan mahal,” ujar Budi Santoso.
Maka perlu regenerasi petani melalui Program YESS yang ada di daerah Indonesia, seperti di Kalimantan Selatan ini, dan saat ini menambah wilayahnya di Hulu Sungai Selatan.
Program YESS ini sendiri ada 2 output dihasilkan yaitu pertama sebagai Job Creator atau wirausaha di bidang pertanian dan yang kedua adalah sebagai Job Seeker atau sebagai pencari kerja di bidang pertanian.
“Jadi bapak ibu penyuluh di Program YESS ini tidak menambahi pekerjaan, namun ini sesuai tupoksi kita untuk membina, mengawal, dan mengarahkan anak-anak muda ini untuk menjadi pekerja ataupun pengusaha di bidang pertanian,” kata Budi.
Adapun materi yang diberikan oleh PPIU Kalimantan Selatan, di antaranya berupa paparan pelaksanaan program YESS Tahun 2023, tata kelola program YESS dan peran BDSP dalam program YESS, Identifikasi CPM/PM dan Potensi Pertanian Kecamatan, Management Information System (MIS).
Kemudian, Pengembangan Ekosistem Kewirausahaan Pertanian Berbasis Klaster melalui Model Bisnis, Analisis Kebutuhan Pelatihan melalui Penyusunan 3 Years Action Plan, Bedah Program: Pemagangan, Bedah Program: Pelatihan-Pelatihan (LMS), dan Bedah Program: Hibah Kompetitif, terakhir Rencana Tindak Lanjut. (Tim Ekspos SMK PP Negeri Banjarbaru/kjc)