Katajari.com – Layanan penyakit jantung menjadi perhatian serius manajemen Rumah Sakit Daerah (RSD) Idaman Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), karena penyakit jantung atau kardiovaskular merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia, tak terkecuali di Kota Banjarbaru.
Dokter Spesialis Jantung RSD Idaman, Dokter Faizal Rahman, Sp.JP-FIHA, mengakui penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian nomor satu di Banjarbaru.
Hal ini disaksikan dia sedari awal berdinas sebagai dokter spesial jantung pada 2010 silam.
“Ketika awal berdinas di Banjarbaru, angka pasien penyakit jantung sangat banyak. Termasuk di ruang rawat ICU dengan tingkat kegawatdaruratan yang tinggi,” ujarnya.
Menurut Dokter Faizal, perlu dilakukan penanganan yang baik guna menekan angka kematian itu semaksimal mungkin.
Termasuk juga pemenuhan sumber daya manusia (SDM) yang ditempatkan di masing-masing koridor pintu masuk pasien.
“Penanganan jantung pada prinsipnya harus cepat dan tepat. Oleh karenanya SDM juga harus disiapkan. Mulai dari pintu terdepan, ruangan isolasi gawat darurat sampai di ruangan ICU,” ucap pria kelahiran 1983 ini.
Selain itu, Dokter Faizal menekankan sistem pelayanan penyakit jantung yang efisian dan efektif.
Salah satu caranya dengan menurunkan angka readmisi (angka kekerapan orang sakit jantung ke rumah sakit) dan angka mortalitas (angka kematian pasien jantung).
“Kita tau jantung ini penyakit kronis atau menahun dan pasien cenderung akan berobat seumur hidupnya,” ungkap dia.
Dulu orang sakit jantung, harus bolak balik masuk rumah sakit sampai dua bulan sekali. Nah, pertama, angka readmisi ini harus ditekan. Kedua, angka mortalitas atau angka kematian. Pelayanan yang cepat dan tepat, pelayanan 7 x 24 jam.
RSD Idaman Banjarbaru melalui layanan dokter spesialis jantung berkomitmen memberikan pengobatan terbaik untuk masyarakat Banjarbaru.
Sejak resmi dibukanya layanan ini dua tahun silam, RSD Idaman Banjarbaru terus berbenah dan mengembangkan sarana prasarana yang ada.
“Sistem rujukan di RSD Idaman sudah baik. Layanan di tingkat pertama saya yakin sudah dapat maksimal melakukan screening terhadap pasien-pasien penyakit jantung,” kata Dokter Faizal.
Ditambah lagi, biaya pengobatan penyakit jantung di RSD Idaman Banjarbaru dapat seluruhnya dijamin Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Sehingga dapat dipastikan terkait biaya tidak menjadi beban bagi masyarakat.
“Untuk pengobatan jantung, masih bisa dicover BPJS. Biaya, saya yakin tidak masalah. Asalkan terdaftar BPJS,” ucap Faizal, dokter spesialis lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang.
Di sisi lain, RSD Idaman terus berbenah salah satunya menambah tenaga kesehatan yang fokus di beberapa sub pelayanan jantung.
Adapun fokus pelayanan di antaranya non diagnostik non invasif, pelayanan diagnostik invasif dan paling tidak di sub pelayanan rehabilitasi medik jantung.
“Ditambah juga kita belum mempunyai kateterisasi jantung dan ICCU. Mudahan segera bisa dibenahi. Saya berharap masyarakat Banjarbaru bisa memanfaatkan rumah sakit ini sebagai rujukan utama pasien jantung,” harap Dokter Faizal.
Karena secara finansial tercover BPJS dan peralatan cukup canggih, sambung dia, RSD Idaman mempunyai SDM yang cukup baik. (Humas RSD Idaman Banjarbaru)