Katajari.com – Rumah Sakit Daerah (RSD) Idaman Kota Banjarbaru terus berupaya memberikan layanan prima untuk masyarakat.
Dengan didukung peralatan memadai dan SDM unggul, tak heran berbagai layanan di rumah sakit milik pemerintah ini telah menjadi rujukan utama bagi khalayak umum berobat, seperti halnya layanan poli mata.
Dokter Spesialis Mata RSD Idaman Kota Banjarbaru, Dokter Hadijah, Sp.M mengungkapkan bahwa ada berbagai penyakit gangguan mata yang dapat ditangani pihaknya.
Di antaranya tajam penglihatan (rabun jauh dan rabun dekat -red), katarak, glaukoma, trauma mata, infeksi mata luar, penyakit saraf mata hingga pterygium (daging sulur -red).
“Penyakit mata itu ada berbagai macam jenis. Penanganannya pun dilakukan dengan metode yang berbeda-beda dan saat ini poli mata kami memiliki sarana prasarana memadai untuk mengatasi gangguan-gangguan yang saya sebutkan tadi,” katanya.
Dokter spesialis mata lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ini menerangkan setidaknya ada 6 ciri-ciri gangguan mata secara umum.
Hal ini biasanya tak disadari ataupun justru dibiarkan yang mengakibatkan penanganannya terlambat.
“Secara umum ciri-ciri gangguan mata itu jika mengalami penglihatan kabur, mata merah, mata sakit, mata gatal, mata bengkak dan mata berair atau belekan,” jelasnya.
Diungkapkan Dokter Hadijah bahwa tahun ini poli mata RSD Idaman Banjarbaru telah mendatangkan sebuah alat baru bernama kerato refrakto tonometri.
Adapun alat ini memiliki kelebihan khusus yakni hanya dalam sekali pemeriksaan dapat secara langsung melihat ukuran lensa, tekanan bola mata dan ketebalan kornea pasien, yang mana semua itu bahkan tanpa adanya sentuhan ke mata.
“Dengan alat kerato refracto tonometri dapat mempercepat waktu pemeriksaan. Alat ini biasanya digunakan memeriksa gangguan tajam penglihatan sekaligus screening glaukoma,” tandasnya.
Di sisi lain, Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Medik, Harun Arrasyid, menekankan bahwa RSD Idaman merupakan rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru yang berkomitmen terus mengembangkan layanan.
Oleh karena itu menurutnya manajemen RSD Idaman memiliki kewajiban untuk mewujudkannya, dengan menggali kemampuan SDM dipadukan dengan peralatan diagnostik dan tindakan yang mumpuni.
“Komitmen ini selaras dengan keinginan kami bersama untuk menaikkan klasifikasi RSD Idaman dari kelas C menjadi kelas B, dan tentunya menjadi rujukan bagi rumah sakit lain di sekitarnya,” bebernya.
Sarana dan prasarana medis, terang Harun, merupakan elemen penting yang akan terus digenjot baik dari kualitas dan kuantitas, jenis alat dan pendukungnya.
“Hasil akhir yang kita capai ialah meningkatnya utilisasi serta kepuasan atas layanan kesehatan di RSD Idaman Banjarbaru,” tuntasnya. (Humas RSD Idaman Banjarbaru)