Katajari.com – Untuk mendukung penumbuhan petani milenial yang andal dan melahirkan wirausahawan milenial dari sektor pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama International Fund for Agricultural Development (IFAD) terus menciptakan wirausaha milenial tangguh dan berkualitas melalui Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS).
Menyikapi perkembangan kemajuan teknologi, Kementan juga menekankan pentingnya penerapan smart farming untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas sektor pertanian.
Smart farming adalah konsep pertanian berbasis pada precision agriculture yang memanfaatkan otomatisasi teknologi didukung oleh manajemen big data, machine learning/kecerdasan buatan dan teknologi di era Industri 4.0 untuk pengembangan pertanian modern.
Smart Farming dapat diterapkan mulai xsrj identifikasi lahan, cuaca/iklim, identifikasi tanaman di setiap lokasi, kondisi tanah, pupuk, benih, pestisida, panen, kerusakan hasil panen, jumlah produksi hingga pemasaran.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendorong para Petani untuk merubah mindset dan paradigma dalam bertani.
“Tinggalkan paradigma petani itu miskin, petani itu orang kecil. Petani itu ialah orang yang pasti tidak miskin. Jadi petani itu tidak lagi dengan image bajunya yang kumuh, compang camping, di tangan dan kaki lumpur. Melainkan, menjadi petani yang milenial,” pesannya.
Dreaming, believing, and make it happen. Believe your dream, and believing dreams come true, tapi kalau kalian yakin dengan dirimu, dan kalian mau belajar.
“It’s your era! Eramu ini, kalian punya gadget, kalian punya digital dan kalian punya link. Gunakan untuk membangun sebuah virtual sistem mendunia. Ilmu itu harus dipaksa, paksaki! Jangan cuman bagus di Planing, Action dong! action itu jangan diam, kerja!” tegas SYL.
Selanjutnya Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Pertanian, Dedi Nursyamsi menambahkan petani harus bertransformasi, yang dulu bertani hasilnya hanya untuk kebutuhan pribadi dan keluarga.
Saat ini pertanian harus menjadi sarana untuk mencari uang sebanyak-banyaknya dengan berbisnis pertanian maka harus dibangun pemahaman agribisnis pertanian, yang modern yang memanfaatkan seluruh teknologi yang dapat menggenjot produksi, produktifitas dan kualitas hasil pertanian, tegasnya.
Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) Banjarbaru selaku Projects Provincial Implementation Unit (PPIU) Program YESS tingkatkan kapasitas petani milenial melalui kolaborasi petani muda keren Bali dan P4S Ushuludin dalam menerapkan smart farming, Sabtu (16/07/2022).
Sebanyak 22 orang petani milenial peserta program YESS yang terdiri dari calon penerima manfaat dan penerima manfaat, diberikan keterampilan teknis melalui pengalaman langsung dan teoritis mengenai smart farming selama tiga hari berturut-turut.
Adalah Gede Agung Wedhatama atau Bli Gung begitu ia disapa, merupakan penggagas Petani Muda Keren yang telah menerapkan smart farming di Bali.
Melalui smart farming ia dapat menghasilkan pertanian yang modern dan efisien sehingga dapat meningkatkan pendapatan para petani yang tergabung dalam petani muda keren.
Bli Gung menuturkan, ada 5 komponen penting untuk smartfarming yang ia sebut dengan 5K. Yaitu, Komitmen, Komunitas, Kolaborasi, Kontribusi, dan Keren.
Kepala SMK-PPN Banjarbaru selaku penanggung jawab Program YESS, Budi Santoso menekankan pentingnya smart farming sebagai respon terhadap kondisi iklim yang tidak dapat diprediksi.
Fenomena climate change dapat dijawab dengan adanya smart farming ini, sehingga melalui pelatihan ini para peserta dapat menerapkan smart farming yang kemudian dapat menjaga pangan serta pendapatan.
“Kegiatan ini sangat spesial, dan para peserta harus bersemangat dan serius dalam mengikuti kegiatan ini. Karena kita sudah mendatangkan ahlinya Smartfarming dari Pentani Muda Keren Bali,” kata Budi menyemangati peserta.
“Harapannya hal serupa dengan Petani Muda Keren dapat diterapkan di lokasi Program YESS khususnya di Kabupaten Tanah Laut, selama tiga hari ini,” pungkasnya. (Tim Ekspos SMK PP Negeri Banjarbaru)