Masifkan Genta Organik, Kementan Kawal Sekolah Lapang di Kalimantan Tengah

Kegiatan Farmer Field Day (FFD) yang baru-baru ini digelar di Desa Pantik, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah, Senin (28/8/2023). (Foto: Tim Ekspos SMK PP Negeri Banjarbaru/Katajari.com)
Kegiatan Farmer Field Day (FFD) yang baru-baru ini digelar di Desa Pantik, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah, Senin (28/8/2023). (Foto: Tim Ekspos SMK PP Negeri Banjarbaru/Katajari.com)

Katajari.com Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong para petani untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan produksi dan produktivitas usaha taninya.

Berbagai upaya dilakukan, salah satunya melalui program strategis Kementerian Pertanian, misalnya Gerakan Pertanian Pro Organik (Genta Organik). Genta Organik juga dijadikan Pemerintah sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kelangkaan pupuk.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa petani harus didorong menggunakan pupuk organik dan hayati secara mandiri dan masif.

“Salah satu cara memperbaiki kesuburan tanah adalah mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik. Dengan demikian, produksi pertanian dapat ditingkatkan dan pencemaran lingkungan bisa ditekan,” ujar Syahrul.

Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa gerakan ini tidak berarti meninggalkan penggunaan pupuk anorganik sepenuhnya, melainkan boleh menggunakan pupuk kimia dengan ketentuan tidak berlebihan atau menggunakan konsep pemupukan berimbang.

Farmer Field Day merupakan salah satu forum pertemuan petani, peneliti dan penyuluh. (Foto: Tim Ekspos SMK PP Negeri Banjarbaru/Katajari.com)
Farmer Field Day merupakan salah satu forum pertemuan petani, peneliti dan penyuluh. (Foto: Tim Ekspos SMK PP Negeri Banjarbaru/Katajari.com)

Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BBPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan perlunya meningkatkan kapasitas dan kompetensi penyuluh pertanian, guna mengoptimalkan kegiatan pembinaan, pengawalan, dan pendampingan kepada petani antara lain sosialisasi pupuk organik melalui pupuk organik.

“Genta Organik mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah secara mandiri. Genta Organik bukan berarti mengharamkan pupuk kimia,” kata Dedi.

Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) Banjarbaru turut bergerak melakukan pengawalan dan pendampingan kegiatan Sekolah Lapang (SL)-Genta Organik.

Pendampingan dilakukan di salah satu wilayah koordinasi SMK-PPN Banjarbaru yang berada di Provinsi Kalimantan Tengah. Salah satu bentuk pengawalan dan pendampingan tersebut dilakukan melalui kegiatan Farmer Field Day (FFD) yang baru-baru ini digelar di Desa Pantik, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah, Senin (28/8/2023).

Farmer Field Day merupakan salah satu forum pertemuan petani, peneliti dan penyuluh untuk saling tukar-menukar informasi tentang teknologi yang dihasilkan oleh peneliti dan umpan balik dari petani, mengenai bahan pupuk organik berikut manfaat dan keunggulannya serta diaplikasikan guna mendukung penuh pelaksanaan Genta Organik.

FFD tersebut dihadiri sekitar 70 peserta yang terdiri dari tamu undangan, petani, dan penyuluh.

Wiwik Setyoningsih, Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau yang hadir pada kegiatan ini, mengatakan bahwa pemerintah kabupaten sangat mendukung program Genta Organik, dimana menurutnya produk organik lebih sehat dan mempunyai nilai tinggi.

“Pemerintah Kabupaten, khususnya Kabupaten Pulang Pisau sangat mendukung program Genta Organik dari Kementan ini. Mengingat produk organik memiliki banyak manfaat untuk kita, lebih sehat dan mempunyai nilai jual yang tinggi” terang Wiwik.

Hadir mewakili Kepala SMK-PPN Banjarbaru, Wakil Kepala SMK-PPN Banjarbaru bidang Humas dan Industri, Slamet Riadi menegaskan kegiatan SL Genta Organik ini dihadirkan sebagai salah satu solusi dari permasalahan kelangkaan pupuk akibat dampak dari beberapa kondisi yang terjadi secara global.

Penggunaan pupuk organik dalam Genta Organik ini diklaim mampu menghemat biaya produksi hingga mencapai 70%.

Hal ini disampaikan oleh salah satu peserta FFD, Elin. Elin menjelaskan, kegiatan SL yang sebelumnya sudah digelar sebanyak 5 kali ini membuat ia dan rekan2 petani lainnya menjadi mampu mengolah dan membuat pupuk organic sendiri.

Sehingga setelah menerapkannya, ia mengklaim genta organik ini mampu menghemat produksi. Dimana untuk demplot seluar 0,5 Ha penggunaan pupuk kimia mampu ditekan hingga 70 persen. (Tim Ekspos SMK PP Negeri Banjarbaru/kjc)

Tinggalkan Balasan