Perihal Peluang Maju, Prabowo: Kita Lihatlah, Masih Jauh!

Ketua Umum PB IPSI Prabowo Subianto saat sambutan Musyawarah Nasional (Munas) XV PB IPSI di Hotel Aston, Sentul, Bogor, Jumat (17/12/2021). (Foto: Suara.com)
Ketua Umum PB IPSI Prabowo Subianto saat sambutan Musyawarah Nasional (Munas) XV PB IPSI di Hotel Aston, Sentul, Bogor, Jumat (17/12/2021). (Foto: Suara.com)

Katajari.com Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto belum mau secara terang-terangan menyatakan sikapnya untuk maju atau tidak di Pilpres 2024 mendatang. Menurutnya, kontestasi Pilpres masih jauh.

“Ya kita lihatlah masih jauh 2024 lah,” kata Prabowo ditemui usai hadiri Kongres III Tunas Indonesia Raya (Tidar) di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Jumat (17/12/2021) malam.

Dalam beberapa hasil lembaga survei, nama Prabowo selalu berada diurutan 3 besar bersaing ketat dengan nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon potensial maju di Pilpres 2024. Terkait hal itu, Prabowo belum mau merespons.

“Kita tidak berbicara dulu ya, nanti aja,” tuturnya.

Untuk diketahui, survei yang dilakukan oleh Voxpopuli Research Center menunjukkan bahwa Prabowo Subianto saling berebut posisi terdepan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam hal calon presiden (capres) unggulan 2024.

“Persaingan ketat memperebutkan peringkat pertama dalam bursa calon presiden terjadi antara Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo,” kata Direktur Komunikasi Voxpopuli Research Center Achmad Subadja melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Temuan survei Voxpopuli Research Center menunjukkan Prabowo unggul dengan elektabilitas 19,3 persen terpaut tipis dari Ganjar sebesar 19,1 persen.

Jika dilihat dari posisi lima besar, kekuatan Prabowo dan Ganjar jauh melampaui nama-nama yang lain. Pada urutan berikutnya ada nama Anies Baswedan dengan raihan elektabilitas 10,8 persen, Ridwan Kamil 10,0 persen dan Sandiaga Uno 7,2 persen.

“Prabowo dan Ganjar berebut posisi unggulan dalam bursa capres 2024,” kata Achmad Subadja.

Menurut Achmad, besar peluang akan terjadi satu lawan satu atau “head to head” jika kedua tokoh tersebut bertarung dalam pemilu mendatang. Kalaupun ada calon ketiga, kekuatannya masih jauh di bawah Prabowo dan Ganjar.

Hanya saja, baik Prabowo maupun Ganjar masih memiliki elektabilitas kurang dari 20 persen. Tren dukungan terhadap Prabowo cenderung stabil, sedangkan Ganjar berpeluang meningkatkan elektabilitasnya, kata dia.

“Yang diperlukan adalah figur pasangan calon wakil presiden yang dapat memperkuat dukungan publik dan menggalang koalisi partai-partai pengusung,” ujarnya.

Survei yang dilakukannya juga menampilkan sejumlah nama yang menempati posisi papan tengah maupun bawah dan dapat dipertimbangkan untuk 2024.

Pada papan tengah, ada Tri Rismaharini dengan elektabilitas 5,0 persen, Erick Thohir 4,6 persen dan Agus Harimurti Yudhoyono 4,0 persen. Selain itu, ada pula Khofifah Indar Parawansa 2,7 persen dan Giring Ganesha 2,5 persen.

Pada papan bawah ada nama Puan Maharani 1,5 persen, Mahfud MD 1,1 persen dan Airlangga Hartarto 1,0 persen. Nama-nama lainnya masih di bawah satu persen, sedangkan sisanya tidak tahu/tidak menjawab sebanyak 10,16 persen.

“Meskipun berada di papan bawah, Puan dan Airlangga merepresentasikan dua partai politik besar yaitu PDIP dan Golkar,” ujarnya.

Prabowo, ujarnya, digadang-gadang bakal berpasangan dengan Puan Maharani yang didukung oleh poros PDIP dan Gerindra. Sementara, Ganjar memiliki peluang menggandeng nama-nama seperti Airlangga Hartarto, Erick Thohir atau Ridwan Kamil.

“Hanya saja, Ganjar masih harus memastikan dukungan dari PDIP atau terpaksa maju dengan kendaraan parpol lain,” kata dia.

Sementara itu, Anies Baswedan mungkin berpasangan dengan Sandiaga Uno atau Agus Harimurti Yudhoyono. Selain itu, arah dukungan dari Nasdem memungkinkan Anies membangun poros ketiga.

Survei Voxpopuli Research Center dilakukan pada 1 hingga 10 Desember 2021 terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling), yang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Margin of error survei sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (suara.com)

Tinggalkan Balasan