Katajari.com – Gerakan menuju 100 Smart City di Indonesia yang dilaksanakan pemerintah pusat, termasuk dilaksanakan pula di Kabupaten Banjar.
Smart City merupakan program bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR, Bappenas dan kantor staf kepresidenan.
Gerakan tersebut bertujuan membimbing kabupaten/kota dalam menyusun masterplan smart city agar bisa lebih memaksimalkan pemanfaatan teknologi, baik dalam meningkatkan pelayanan masyarakat maupun mengakselerasikan potensi yang ada di masing-masing daerah.
Sehubungan dengan surat Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI perihal undangan mengikuti evaluasi tahap I yang diadakan oleh Kementerian Kominfo di Surabaya tanggal 12 sampai 14 Juni 2023 maka dipandang perlu persiapan.
Menyiapkan dokumen terkait pengisian bahan evaluasi implementasi program Kota Cerdas (Smart City) tahap I maka diselenggarakan rapat persiapan penilaian Smart City yang dibagi ke 6 pokja berdasarkan 6 dimensi Smart City (smart governance, smart society, smart living, smart environment, smart branding, smart economy).
Rapat ini diselenggarakan selama 2 hari dari hari Selasa (30/5/2023) dan Rabu (31/5/2023), difasilitasi Bappedalitbang Kabupaten Banjar, bertempat di Aula Baiman Lt.III.
Rapat dipimpin langsung oleh Sekda Banjar Dr. Ir. H. Mokhamad Hilman, ST. MT didampingi Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten Banjar Drs.H. M. Aidil Basit, M.AP, dan Kepala Bappedalitbang Kabupaten Banjar Dra. Hj. Siti Hamidah, M.Si. dan para pejabat lainnya terkait Smart City Kabupaten Banjar.
Sekda Banjar mengarahkan terhadap SKPD terkait turut aktif berkolaborasi dalam pengisian kuisioner, evaluasi dokumen terkait inovasi daerah dan dukungan serta kontribusi sesuai peranannya sebagai bahan evaluasi tahap 1 dengan leading sektori oleh DKISP Kabupaten Banjar.
“Tak lupa pula diperlukan kerja cerdas out of the book dalam menyikapi Smart City di Kabupaten Banjar agar terintegritas dengan visi misi RPJMD Kabupaten Banjar menuju kota cerdas dengan perspektif efisiensi publik maju mandiri dan agamis,” ucap Sekda Banjar.
Di tempat sama, Kepala DKISP Kabupaten Banjar menekankan pemahaman smart city bukan hanya berkaitan mengenai aplikasi akan tetapi bagaimana pemerintah daerah menyelesaikan dan mengelola masalah dengan cara cerdas.
“Serta persiapan evaluasi implementasi tahap I smart city ini diperlukan penajaman baik dari segi program dan kegiatan serta anggaran pada masing-masing skpd terkait, juga diperlukan inovasi yang menonjol agar dapat diwakilkan terhadap ke 6 dimensi smart city,” katanya.
Hal senada disampaikan Siti Hamidah, bahwa Bappedalitbang Kabupaten Banjar sebagai pokja smart city Kabupaten Banjar melalui dukungan infomasi data inovasi yang ada.
“Salah satu upaya dalam menunjang smart city di Kabupaten Banjar, Bappedalitbang menyelenggarakan lomba inovasi daerah Kabupaten Banjar tahun 2023 sebagai upaya dalam menjaring inovasi dengan data dukung dan memberikan reward untuk para inovator di Kabupaten Banjar,” kata dia.
Lurah Sekumpul Gusti Marhusin menambahkan, pelibatan dan peran masyarakat dalam mendukung smart city dapat diikutsertakan melalui kelompok informasi masyarakat (KIM) agar mendongkrak nilai partisipasi masyarakat.
Berdasarkan hasil desk dari 6 pokja smart city ada beberapa inovasi untuk sementara yang mewakili kedalam 6 dimensi smart city secara indikatif yaitu : inovasi simondalev, mpp barokah, si-marta (sistem informasi manajemen aplikasi tunjangan sertifikasi) mewakili dimensi smart governance; inovasi tangkap adik manis (datang konsultasi pulang bawa desain kemasan manis), destia borneo (destinasi anjang borneo).
Kemudian, sms gempita (sms gateway media informasi pariwisata) mewakili dimensi smart branding; inovasi kurma manis, batumbang tani manis mewakili dimensi smart economy; inovasi gerobak ketan kala (gerakan olah raga bersama dan cek kesehatan berkala).
Juga, sidelimas (aplikasi kader peduli balita bgm dan stunting), apoteker emas (apoteker edukasi masyarakat), lepas pasung puskesmas astambul (pelepasan pasien pasung/ odgj), apdet dihati sendiri ( aplikasi deteksi dini kehamilan resiko tinggi secara mandiri) mewakili dimensi smart living; inovasi si marta (sistem informasi manajemen tunjangan profesi).
Berikutnya, unit reaksi cepat (urc), bank sampah sekumpul, wajar (wadah belajar), rahatan (radio sahabat anak) mewakili dimensi smart society; dan inovasi lapah measi 4r (reduce, reuse, recycle, replace), gasak manis (gerakan sanitasi keberlanjutan maju mandiri agamis) mewakili dimensi smart environment.(kjc)