Sepuluh Trail Bantuan Penanganan Bencana Diberi Tapung Tawar

Alim ulama KH Wildan Salman dan Gubernur Kalimantan Selatan H. Sahbirin Noor atau Paman Birin memberikan tapung tawar untuk 10 trail yang akan membantu penanganan bencana, Senin (27/11/2023). (Foto: Adpim Setdaprov Kalsel/Katajari.com)
Alim ulama KH Wildan Salman dan Gubernur Kalimantan Selatan H. Sahbirin Noor atau Paman Birin memberikan tapung tawar untuk 10 trail yang akan membantu penanganan bencana, Senin (27/11/2023). (Foto: Adpim Setdaprov Kalsel/Katajari.com)

Katajari.com Alim ulama KH Wildan Salman dan Gubernur Kalimantan Selatan H. Sahbirin Noor atau Paman Birin memberikan tapung tawar untuk 10 trail yang akan membantu penanganan bencana.

Tapung tawar merupakan adat istiadat Banjar berbalut Islam untuk mendoakan keselamatan dan ucapan syukur.

Pemberian tapung tawar diberikan usai Paman Birin memimpin Apel Kesiapsiagaan Penanganan Banjir, Puting Beliung, dan Tanah Longsor (Batingsor) di Halaman IAI Darussalam Martapura, Senin (27/11/2023) pagi.

Dengan ciri khasnya, Paman Birin memakai rompi dan mengenakan sarung serta peci hitam menjadi pembina apel diikuti unsur TNI, Polri, Satpol PP Damkar, Dishub, Basarnas, PMI, ORARI serta berbagai organisasi masyarakat lainnya.

Turut hadir Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidzul Al-Quran Darussalam Martapura KH Muhammad Wildan Salman, Karo Ops Polda Kalsel Kombes Pol Nurhandono, Kasrem 101 Antasari Kolonel Inf Iwan Rosandrianto, Tokoh Muda Banua H Sandi Fitrian Noor yang juga putra Paman Birin serta sejumlah kepala SKPD lingkup Pemprov Kalsel.

Paman Birin mengatakan, merupakan bagian penting dari langkah antisipatif kita dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi terjadinya bencana alam, khususnya terkait dengan banjir, angin puting beliung, dan tanah longsor di Kalimantan Selatan.

Paman Birin mengatakan, sinergi dan kolaborasi menjadi kunci dalam menghadapi kebencanaan.

“Kita tidak lakukan sendiri-sendiri, sinergi dan kolaborasi adalah kuncinya,” katanya.

Dikatakanya, risiko bencana alam, mulai dari banjir hingga angin puting beliung, serta tanah longsor, memerlukan kolaborasi dan kerja sama dari seluruh pihak.

Sebagai wujud komitmen tersebut, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah mengeluarkan Surat Edaran Gubernur terkait antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana di Kalimantan Selatan pada tahun 2024 mendatang.

Berdasarkan proyeksi dari BMKG, puncak musim hujan di Kalimantan Selatan diperkirakan akan terjadi pada bulan Januari 2024 mendatang, sedangkan awal musim hujan terjadi di bulan November tahun ini.

Menurut Paman Birin, mengenai kesiapsiagaan pihaknya sedang dan terus menjalin koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota.

Beberapa upaya tersebut seperti pemetaan wilayah yang dipandang rentan terhadap bencana, perumusan skenario kontijensi dan evakuasi, pembentukan tim siaga bencana, serta pengaktifan posko penanganan bencana.

Dalam menghadapi risiko bencana kita tidak boleh lengah, dan harus berada dalam keadaan waspada yang tinggi. oleh karena itu, kerjasama dan koordinasi yang dilakukan tidak hanya menjadi rutinitas saja.

“Tapi harus menyentuh aspek-aspek substantif, terutama terkait kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana yang bisa datang sewaktu-waktu,” kata Paman Birin.

Sementara itu, Kepala BPBD Kalsel Suria Fadliansyah mengatakan, kegiatan ini merupakan langkah antisipasi dari sisi petugas hingga peralatan untuk siaga menghadapi banjir, puting beliung dan tanah longsor.

Menurutnya, saat ini pihaknya telah membuat peta rawan bencana dan berkoordinasi dengan kabupaten kota untuk kesiapsiagaan jika terjadi bencana.

“Kita sudah siap siaga dengan stake holder terkait sesuai arahan dari Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, jika terjadi bencana kita bisa cepat menangani dengan efektif dan efisien,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Penanganan Bencana Dinsos Kalsel, Achmadi mengatakan, untuk mengurangi resiko bencana pihaknya telah membentuk Kawasan Siaga Bencana di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Tanah Bumbu.

“Salah satu model penanggulangan bencana berbasis masyarakat yaitu Kawasan Siaga Bencana merupakan rangkaian penanggulangan bencana bertujuan untuk mengurangi jumlah korban atau pengurangan risiko bencana,tahun ini dibentuk di Tanah Bumbu dan Hulu Sungai Selatan ” katanya.

Menurutnya, dalam 2 daerah tersebut pihaknya telah melatih 300 orang untuk siap menghadapi bencana. (adpim/kjc)

Tinggalkan Balasan